Wiranto: Banyak Masyarakat Trauma Karena Serangan OPM & KKB
Mantan Panglima TNI itu menjelaskan, rata-rata pengungsi Wamena merupakan warga non Papua. Mereka menetap dan tinggal di Wamena untuk berdagang. Sehingga, dampak kerusuhan ini akan langsung dirasakan oleh warga Wamena.
Pemerintah tengah berupaya untuk menstabilkan kondisi Wamena, Jayawijaya, Papua. Pasalnya ribuan orang mengungsi ke luar daerah, sejak kerusuhan terjadi pada 23 September 2019.
"Kita berusaha agar kembali melakukan stabilisasi daerah Wamena dan sekitarnya atau daerah yang saat ini masyarakatnya trauma karena serangan dari OPM dari KKB itu," kata Menko Polhukam Wiranto di kantornya, Jakarta, Jumat (4/10).
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa kesulitan yang dialami ibu Persit di Wamena? Kesulitan Menyalakan Kompor Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Siapa yang kesulitan menyalakan kompor minyak tanah di Wamena? Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Di mana ibu Persit ini tinggal di Wamena? “Nah yang uniknya juga di Wamena adalah kompor minyak tanah. Jadi di rumah dinas pak Gading masih pakai kompor minyak tanah guys. Tapi katanya ada juga yang sudah pakai kompor listrik dan kompor gas. Tapi harga gas di Wamena itu lumayan tinggi,” kata ibu Persit tersebut.
Dia mengatakan, kerusuhan yang terjadi di Wamena menyebabkan trauma bagi pengungsi. Untuk itu, pihaknya akan mengupayakan menstabilkan kondisi Wamena dan menetralisir trauma.
"Yang terpenting adalah kita segera menetralisir trauma itu menjamin keamanan masyarakat, kemudian ada jaminan dari para tokoh adat. Tetua adat agar masyarakat ini atau masyarakat yang ingin sebenarnya untuk tidak eksodus ke daerah lain melanjutkan hidup di sana itu bisa melanjutkan kehidupan sehari-harinya di sana," katanya di kantornya, Jumat (4/10).
Mantan Panglima TNI itu menjelaskan, rata-rata pengungsi Wamena merupakan warga non Papua. Mereka menetap dan tinggal di Wamena untuk berdagang. Sehingga, dampak kerusuhan ini akan langsung dirasakan oleh warga Wamena.
"Kita minta kesadaran itu, daerah terdampak kerusuhan itu untuk menyadari ini. Sehingga bisa memberikan jaminan keamanan yang notabenenya kembali. Saya katakan mereka itu kunci roda ekonominya," ujarnya.
Wiranto menegaskan, aparat keamanan terus berusaha agar trauma akibat kerusuhan di Wamena bisa segera hilang. Sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa kembali.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Gelombang Pengungsi dari Wamena Terus Berdatangan ke Makassar
Gelar Demo, Dewan Syariah Solo Desak Jokowi Serius Tangani Masalah Papua
Veronica Koman Menolak Bungkam Kabarkan Soal Papua Meski Diancam Dibunuh
Kisah Pedagang Sembako Asal Sumbar Lolos dari Maut Kerusuhan Wamena
Cerita Anak Perantau di Wamena, Perusuh Nekat Merangsek ke Kelas saat Kerusuhan