Wiranto Minta Polisi Tindak Tegas Penyebar Radikalisme
Pesan Wiranto ini juga untuk menyikapi rilis dari Badan Intelijen Negara (BIN) yang menyebut ada 50 penceramah yang terpapar paham radikalisme karena menyebarkan ujaran kebencian di masjid-masjid.
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto mengingatkan semua pihak untuk menjaga suhu politik menjelang Pileg dan Pilpres 2019. Wiranto berharap masyarakat tetap tenang, damai dan rukun.
"Kita ini kan masuk tahun politik, ya orang mengatakan tahun politik itu kondisi hangat-hangat panas, jangan sampai mendidih," ujar Wiranto seminar KPI di Jakarta Pusat, Senin (26/11).
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Bagaimana proses kepergian Wibowo Wirjodiprodjo? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa Pak Warnoto? Saat ditemui, Pak Warnoto baru pulang dari ladangnya.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa profesi dari Wibowo Wirjodiprodjo? Veteran Wibowo Wirjodiprodjo adalah seorang pejuang kemerdekaan RI, dihormati sebagai veteran dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
Pesan Wiranto ini untuk menyikapi rilis dari Badan Intelijen Negara (BIN) yang menyebut ada 50 penceramah yang terpapar paham radikalisme karena menyebarkan ujaran kebencian di masjid-masjid. Dia mengajak semua pihak untuk ikut berperan aktif menjauhkan lingkungan tempat tinggal dari paham radikalisme.
"Di sini dibutuhkan kesadaran dan kearifan kita semua untuk tidak membuat kisruh negeri ini. Seperti misalnya, ada berita ada beberapa masjid yang terpapar radikalisme ya kita tinggal jaga saja. Kalau ada kegiatan-kegiatan yang kira-kira menjurus ke radikalisme lapor saja polisi. Ada aturan mainnya, ada UU nya, ada hukumnya," katanya.
Mantan Panglima ABRI ini meminta aparat keamanan menindak tegas siapapun yang melakukan tindakan menjurus radikalisme dan mengganggu keamanan serta kerukunan bangsa. Ini harus dilakukan untuk menghindari potensi perpecahan bangsa.
"Nilai yang harus kita bayar untuk sesuatu kekacauan itu mahal, jangan sampai kita ke sana. Jadi kalau ada langkah-langkah aparat keamanan yang keras yang tegas itu bukan karena kita kejam bukan, tapi menjaga betul warisan dari para pendahulu kita berupa negeri yang aman damai dan bersatu. NKRI harga mati," tegasnya.
Wiranto mengingatkan, Sistem Demokrasi memang menjamin kebebasan. Namun tetap ada batasan dan aturannya. Sebab, jika tidak diatur maka negeri ini akan kacau. Sehingga, kebebasan itu tidak boleh mengganggu kebebasan orang lain.
Baca juga:
Wapres JK Akan Undang Masjid Diduga Radikal di Kantor Pemerintah
Kemenag: Data Masjid dan Musala Tersedia di Aplikasi SIMAS
Kemenag Tak Dapat List 41 Masjid Terpapar Radikalisme: Bagaimana Kita Mau Pembinaan
Wapres JK Kantongi Data Masjid dan Penceramah Terpapar Radikalisme dari Kepala BIN
Cegah Penyebaran Paham Radikal di Masjid, JK Minta DMI Beri Penilaian Penceramah
MPR Soal Penceramah & Masjid Terpapar Radikalisme: BIN Jangan Tambah Kekeruhan!