WNI Korban Perdagangan Orang di Filipina Bertambah jadi 239
Jumlah korban ini bertambah usai penyidik Korps Bhayangkara melakukan koordinasi dengan pihak Filipina. Korban saat ini masih berada di Filipina.
Polri melaporkan jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Filipina bertambah. Semula tercatat 155, kini naik menjadi 239 orang.
"Berdasarkan hasil pendalaman yang awalnya sebelum verifikasi ada 155 orang yang menjadi 154, setelah verifikasi sampai dengan tadi saya diberikan informasi berjumlah 239 orang," kata Kabagpenum Div Humas Polri Kombes Nurul Azizah kepada wartawan, Kamis (11/5).
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Siapa yang memberikan apresiasi kepada Polri? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini.
-
Kenapa elang Filipina terancam punah? Ancaman utama mereka adalah kehilangan habitat akibat pertanian, pertambangan, perburuan, penebangan, dan perubahan iklim.
-
Di mana elang Filipina yang terlihat di video ini mendiami? Dikenal dengan sebutan 'elang pemakan monyet' di wilayahnya, burung ini memiliki reputasi yang legendaris di dalam hutan hujan yang lembab di kepulauan Filipina.
-
Kapan wisuda anggota Polri di Turki? Acara tersebut diselenggarakan pada 26 Juli 2023 waktu setempat.
-
Bagaimana wanita itu menemukan perselingkuhan pacarnya? Keterkejutannya terjadi ketika, pada bulan Juni, dia menemukan pesan-pesan eksplisit seksual yang dipertukarkan melalui aplikasi obrolan antara dia dan sejumlah wanita.
Ia menyebut, jumlah korban ini bertambah usai penyidik Korps Bhayangkara melakukan koordinasi dengan pihak Filipina. Korban saat ini masih berada di Filipina.
"Saat ini untuk 2 tersangka dan 13 saksi diamankan di Gedung Cyber Crime Brug dan yang 224 diamankan di Sumpanle Platfor Mapangga Filipina. Saat ini mereka masih ada di Mapangga Filipina," sebutnya.
Mengenai jumlah target pelaku dalam merekrut korban TPPO, Azizah belum bisa menjelaskan detail. Alasannya, saat ini Polri masih melakukan pendalaman.
"Kita tidak mengandai-andai, kita tunggu saja pendalaman ya. Karena tim penyidikan saat ini masih bekerja untuk pendalaman. Untuk Filipina tentu saja bekerja sama dengan kepolisian Filipina," pungkasnya.
Sebelumnya, Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri berhasil ungkap kasus penipuan atau scamming terbesar yang terjadi di Filipina. Sebanyak 155 Warga Negara Indonesia menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter), Irjen Krishna Murti mengatakan, pengungkapan kasus itu usai pihaknya bekerja sama dengan kepolisian Filipina.
"Atpol (Atase Polri) Manila mendampingi PNP (Kepolisian Nasional Filipina) telah melaksanakan rescue terhadap 1.000 lebih warga negara asing di Filipina, termasuk 155 WNI korban trafficking in person," kata Krishna dalam keterangan tertulis, Senin (8/5).
Krishna menyebut ratusan korban WNI berhasil dievakuasi pada Kamis, 5 Mei 2023 lalu pukul 15.00 waktu setempat di Clark Sun Valley Hub Corporation, Jose Abad Santos Avenue, Clark Freeport, Mabalacat, Pampanga. Proses evakuasi itu melibatkan 200 personel Kepolisian Nasional Filipina.
"Atase Polri KBP Retno bekerja sama dengan Kepolisian Philipina membongkar jaringan scamming internasional di sana," ungkpa dia.
Selain itu, 1.000 pelaku dan pekerja yang melakukan kejahatan scamming ditemukan oleh Kepolisian Filipina. Mereka datang dari sejumlah negara.
"Pelaku dari warga negara China, Philipina dan beberapa negara lain termasuk Indonesia. Ini kasus terbesar diungkap di Philipina," ucapnya.
(mdk/tin)