Yorrys sebut PHK dan MEA jadi dua masalah buat pekerja tanah air
Dia menegaskan, harus ada kombinasi yang solid dalam tripartit yakni pemerintah, pengusaha dan pekerja.
Ketua Umum Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Yorrys Raweyai berharap serikat pekerja dapat menjadi organisasi yang memperkuat kembali ideologi yang sudah terbangun selama ini. Dia mengatakan, SPSI saat ini tengah menjalin konsolidasi dengan pemerintah, bahwa pekerja harus menjadi subjek pembangunan dan mendukung pemerintah yang sah.
"Kita harus bersama-sama memiliki idealisme dan ideologi yang sama. Untuk berkarya bersama-sama, sesuai talenta yang kita miliki," kata Yorrys dalam keterangannya, Jakarta, Minggu, (21/2).
Politisi Golkar ini menambahkan, SPSI sudah memasuki HUT ke-43. Dia menegaskan, harus ada kombinasi yang solid dalam tripartit yakni pemerintah, pengusaha dan pekerja.
"Ketiganya harus solid, untuk menyelesaikan berbagai macam persoalan yang memiliki dampak terhadap buruh. Pekerja saat ini dijelaskan Yorrys, memiliki dua persoalan, yakni gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," ujarnya.
Untuk menghadapi kedua hal itu, dia mengatakan pekerja harus mempersiapkan diri dengan baik, agar bisa survive, dan menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah dan pengusaha.
"Saya mengharapkan, dengan proses waktu yang berjalan, mari kita sikapi fenomena bangsa ini, denga bersama-sama konsolidasi (tripartit). Dirgahayu SPSI, kita harus terus menjadi bagian dari pembangunan bangsa," ucapnya.
Yorrys mengatakan setidaknya ada dua hal yang menjadi masalah bagi pekerja Indonesia saat ini. Pertama adalah gelombang PHK yang marak, serta tantangan bagi pekerja dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Gelombang PHK disebabkan karena krisis global yang terjadi diseluruh dunia, tidak hanya Indonesia.
"Kita bersama-sama mencoba mengkomunikasikan ini memberikan satu konsep solusi terbaik kepada pemerintah," tambahnya.
PHK terjadi karena perusahaan tutup lantaran produk-produknya tidak laku di pasaran. Lantaran itu, menurut Yorrys, pemerintah tidak bisa disalahkan begitu saja karena banyak pekerja memperoleh PHK. Kemudian, menghadapi MEA, pekerja harus mempersiapkan diri agar memiliki kompetensi sehingga bisa bersaing secara global.
"Kita mulai akan mencoba mengkampanyekan sertifikasi pekerja dalam menghadapi MEA," tandasnya.