Ada spanduk serang capres pro khilafah di Surabaya, Gerindra geram
Tahapan Pilpres 2019 baru pendaftaran bakal pasangan calon (Paslon). Tapi spanduk bernada kampanye hitam mulai muncul di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (10/8).
Tahapan Pilpres 2019 baru pendaftaran bakal pasangan calon (Paslon). Tapi spanduk bernada kampanye hitam mulai muncul di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (10/8).
Spanduk berlatar belakang warna hitam dengan tulisan: "Waspadalah!! Casingnya Ganti Presiden Di Dalamnya Rubah Pancasila Ganti Khilafah" itu terlihat di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), Jalan Raya Darmo.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
Meski tak menyebut gamblang siapa dan kelompok mana yang diserang, nada kalimat dalam spanduk itu jelas mengarah ke pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno beserta partai pengusungnya yang memang selama ini cukup rajin berkampanye dengan tagarnya #2019GantiPresiden.
Terkait spanduk black campaign ini, Sekretaris DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Anwar Sadad yang dikonfirmasi wartawan di Surabaya menuding bahwa pemasang spanduk tersebut tak paham soal Islam.
"Mereka (pemasang spanduk) tidak mengerti Islam. Mereka phobia kepada Islam. Dikiranya setiap yang berbau Islam, dan yang dekat dengan Islam berarti pro khilafah," tegas Sadad.
Politikus yang juga anggota DPRD Jawa Timur ini juga ingin memastikan kalau pemasang spanduk sudah gagal paham soal Prabowo-Sandi. "Prabowo-Sandi 100 persen NKRI, Merah Putih, Indonesia Raya, dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya tegas.
Sadad yang juga Ketua Dewan Pakar Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS) juga mengajak kepada para phobia Islam agar kembali membaca sejarah kelahiran Republik ini. "Indonesia ini adalah rumusan final, yang lahir dari kebesaran hati tokoh-tokoh umat Islam dan tokoh-tokoh nasional," paparnya.
Islam dan nasionalisme, masih kata Sadad, melebur ke dalam Indonesia dan menjadi konsepsi founding fathers. "Jika ada yang curiga pada Islam dan menuduh pro khilafah, jelas mereka tidak mengerti sejarah bangsanya sendiri," tandas Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Pasuruan periode 2000-2001 tersebut.
Seperti diketahui, Jumat hari ini, pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai peserta Pilpres 2019.
Di pertarungan kedua bagi Jokowi dan Prabowo setelah Pilpres 2014 ini, duet Jokowi-Kiai Ma’ruf diusung PDI Perjuangan, Golkar, NasDem, Hanura, PPP, PKB, PSI, PKPI, dan Perindo. Sedangkan Prabowo-Sandi diusung Gerindra, PAN, PKS, Demokrat, dan Partai Berkarya.
Baca juga:
Fadli Zon: Saya kira tentu saja AHY masuk di dalam tim pemenangan Prabowo-Sandi
Malam ini, Prabowo kumpul dengan Titiek Soeharto dan kerabat dekat
PDIP yakin Jokowi tak kehilangan suara milenial meski gandeng ulama usia 75 tahun
Angka keberuntungan pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin
Prabowo sudah serahkan LHKPN ke KPK, Jokowi, Ma'ruf dan Sandiaga belum