Adu Kuat King Maker di Pilkada Jakarta: Prabowo-Jokowi-SBY Vs Megawati-Anies Baswedan
Bukan cuma sekadar janji, tapi pertarungan pengaruh dan siapa orang di belakangnya juga menghiasi kontestasi.
Warga Jakarta memilih pemimpin baru tinggal menghitung hari. Berbagai janji dan program telah disampaikan tiga calon gubernur dan wakilnya di Pilkada Jakarta 2024.
Bukan cuma sekadar janji, tapi pertarungan pengaruh dan siapa orang di belakangnya juga menghiasi kontestasi. Calon Gubernur Jakarta nomor urut 01 Ridwan Kamil misalnya.
- Adu Kuat Pengaruh, Jokowi & Prabowo Dianggap Lebih Kuat Dibanding Anies Baswedan di Pilkada Jakarta
- Tak Maju Pilkada Jateng sebagai Jalan Ksatria, Bambang Pacul PDIP: Itu Garis yang Saya Ambil
- Gerindra: Jokowi Masih Jadi 'King Maker' di Pilkada Serentak 2024
- INFOGRAFIS: 'Big Match' di Pilkada Jakarta 2024
Teranyar, Presiden ketujuh, Joko Widodo (Jokowi) terang-terangan mendukung pria karib disapa Kang Emil.
“Kalau bapak, ibu bertanya kepada saya, kenapa saya (mendukung) Ridwan Kamil? Karena rekam jejak. Saya ulang. Kenapa saya Ridwan Kamil? Karena rekam jejak,” ujar Jokowi saat berbicara di hadapan relawan pendukung Ridwan Kamil-Suswono.
Ridwan Kamil-Suswono didukung koalisi gemuk KIM Plus. Terdiri dari Golkar, Gerindra, PKS, PAN, Demokrat, PKB, NasDem.
Ketum Gerindra, Prabowo Subianto juga sempat mengajak makan malam Ridwan Kamil di tengah masa kampanye Pilkada Jakarta. Dalam kesempatan itu, Prabowo tak secara gamblang menyatakan mendukung Ridwan Kamil. Maklum, statusnya sebagai Presiden RI.
"Yang dibahas tentang Ibu Kota Nusantara, tentang hal-hal yang sifatnya pribadi. Saya kebetulan belum mengucapkan selamat secara pribadi waktu pelantikan, ke istana tapi cuma sebentar. Alhamdulillah dikasih waktu. Luar biasa, ditraktir makan lagi," kata Ridwan menanggapi pertemuan tersebut.
Satu presiden lagi yang mendukung Ridwan Kamil. Dia adalah Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski sudah tak lagi turun gunung di kancah politik, namun partai SBY tegas menyatakan dukungan kepada Ridwan Kamil.
Bahkan, putra SBY yang juga Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menitipkan mimpinya kepada Ridwan Kamil untuk membangun Jakarta.
“Saya punya cukup banyak cita-cita yang bisa dititipkan, karena dulu 2016-2017 seperti baru kemarin, tapi ternyata sudah 7-8 tahun yang lalu saya juga pernah berikhtiar di Pilkada Jakarta," ucap AHY dalam konferensi pers di Kantor DPP Demokrat.
"Dan sekarang saat Kang RK ingin mewujudkan Jakarta yang semakin maju, jadi kota global dan ekonomi serta masyarakat yang semakin sejahtera," kata AHY melanjutkan.
Adu Kuat King Maker Utama
Sementara di kubu lain, Pramono Anung-Rano Karno hanya didukung 1 parpol parlemen yakni PDIP. Bahkan, majunya Pramono diperintah langsung oleh Ketum PDIP yang juga Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri.
Bukan cuma Megawati, secara implisit, mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan juga tampak menjatuhkan dukugan kepada Pramono-Rano di Pilkada Jakarta 2024.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menilai, bahwa kontestasi Pilkada Jakarta 2024 akan berlangsung sengit.
Menurutnya, bukan hanya pertarungan antar kandidat yang menjadi sorotan, tetapi juga peran 'King Maker' di balik pasangan calon (paslon) yang bertarung.
Adi mengungkapkan, di balik pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), terdapat dukungan dari dua tokoh besar, yakni Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi). Keduanya dianggap sebagai 'King Maker' utama bagi pasangan tersebut.
Sementara itu, paslon nomor urut 02, Pramono Anung-Rano Karno, didukung oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, serta Anies Baswedan. Namun, menurut Adi, hingga saat ini Anies belum secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Pramono Anung dan Rano Karno.
“Anies belum terlihat mendukung secara terbuka Pram-Rano. Hanya beberapa jubir saja yang bergabung dengan tim Pram-Rano. Per hari ini, belum terlihat Anies bertemu Megawati untuk menyamakan kepentingan demi memenangkan Pram-Rano. Yang jelas, the one and only, Megawati adalah 'King Maker' utama di sini,” ujar Adi pada Selasa (19/11/2024).
Ahok dan Anies Satu Kubu?
Adi juga menambahkan bahwa dukungan Anies sejauh ini hanya disampaikan melalui perantara, salah satunya adalah Sahrin Hamid yang bertindak sebagai juru bicaranya.
“Kalau memang benar Anies mendukung Pram-Rano, seharusnya ia menyatakan secara terbuka, ikut turun kampanye, dan menjadi juru kampanye (jurkam) untuk meyakinkan pemilihnya agar mendukung Pram-Rano,” ucapnya.
Lebih jauh, Adi menggarisbawahi bahwa di tingkat akar rumput, pendukung Anies dan PDIP khususnya mereka yang mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) masih sulit untuk menyatu.
Luka politik dari Pilkada DKI Jakarta 2017 masih terasa, terutama akibat perbedaan ideologi yang mencolok antara kedua kubu.
“Pemilih Anies dan Ahok pada Pilkada Jakarta 2017 lalu sangat ideologis. Tidak mudah menyatukan dua kubu pemilih yang luka hatinya masih membekas hingga saat ini. Di level elite mungkin terlihat akur, tetapi di tingkat akar rumput belum tentu,” jelas Adi.
Ia menambahkan bahwa hingga kini belum ada titik temu yang jelas antara pendukung Anies dan Ahok untuk berdamai.
“Pendukung Ahok sulit melupakan demo berjilid-jilid yang dilakukan oleh kelompok pendukung Anies seperti Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dan Alumni 212, yang menuntut Ahok dipenjara karena dianggap menistakan agama,” ujarnya.
Adi juga mencatat bahwa kelompok seperti GNPF Ulama, Alumni 212, serta sebagian besar pemilih PKS sulit untuk berdamai dengan Ahok dan pendukungnya.
Begitu pula sebaliknya, pendukung Ahok juga masih enggan menerima pihak-pihak yang terlibat dalam aksi-aksi tersebut.
RK Lebih Solid
Sementara itu, paslon Ridwan Kamil-Suswono tampak lebih nyaman dengan dukungan dari Prabowo dan Jokowi. Dukungan ini diprediksi akan meningkatkan elektabilitas pasangan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Namun, menurut Adi, dukungan di media saja tidak cukup. Para 'King Maker' juga harus turun langsung ke lapangan untuk lebih meyakinkan pendukung mereka.
“Endorsement elite kunci seperti Jokowi dan Prabowo sangat penting dalam meningkatkan elektabilitas calon. Ada keyakinan bahwa pemilih loyal mereka akan mengikuti arah dukungan tersebut. Tetapi, endorsement saja tidak cukup. Para elite kunci harus turun langsung bekerja, menjadi juru kampanye, dan secara aktif mengarahkan pemilihnya ke calon tertentu,” tegasnya.
Adi mencontohkan bahwa Jokowi, yang secara terbuka mendukung Ridwan Kamil, telah menunjukkan usahanya untuk mengonsolidasikan pemilih loyalnya agar mendukung pasangan RK-Suswono.
“Jokowi sepertinya akan turun langsung menggerakkan mesin politiknya di Jakarta demi memenangkan RK-Suswono,” tutupnya.