Airlangga Disebut Didukung 28 Pengurus Provinsi di Munas Golkar
"Dukungan serupa juga disampaikan oleh organisasi sayap, KPPG dan AMPG, serta organisasi pendiri dan didirikan Partai Golkar seperti Kosgoro 1957, MKGR, HWK, AMPI dan Pengajian AlHidayah," kata Ace lewat keterangannya, Jumat (15/11).
Sebagian besar DPD I Partai Golkar Provinsi se-Indonesia diklaim telah mendukung Airlangga Hartarto kembali menjadi Ketum Partai Golkar dalam Munas beringin pada awal Desember 2019. Aspirasi itu disampaikan para Ketua DPD Golkar dalam pandangan umumnya di acara Rapimnas di Hotel Ritz Carlton kemarin.
Wakil Korbid Penggalangan Khusus DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, menyebut, yang secara eksplisit menyatakan dukungannya kepada Airlangga adalah DPD Kalsel, Jawa Barat, Sulut, NTT, Sumut, Riau, Kaltim, Lampung, Kalbar, Gorontalo dan DKI Jakarta.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
Kemudian, ada Bengkulu, Jawa Timur, Sumsel, Yogyakarta, Sulbar, Banten, Sulteng, Kalteng, Jateng, NTB, Kaltara, Sulsel, Papua, Maluku, Malut, Babel dan Jambi. Total ada 28 provinsi yang disebut telah menyatakan dukungan terhadap Airlangga.
"Dukungan serupa juga disampaikan oleh organisasi sayap, KPPG dan AMPG, serta organisasi pendiri dan didirikan Partai Golkar seperti Kosgoro 1957, MKGR, HWK, AMPI dan Pengajian AlHidayah," kata Ace lewat keterangannya, Jumat (15/11).
Dengan itu, kata Ace, dukungan terhadap Airlangga semakin kuat untuk memimpin Golkar. Menurut Ace, mayoritas DPD menilai Airlangga telah berhasil membawa Golkar menjadi pemenang kedua Pemilu 2019 dan pasangan Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019.
"Secara keseluruhan, peserta Rapimnas menginginkan agar Munas yang akan digelar 3-5 Desember 2019 di Jakarta ini lebih mengedepankan semangat musyawarah untuk mufakat. Semangat musyawarah mufakat ini ditunjukkan untuk menciptakan soliditas di tubuh Partai Golkar," tuturnya.
Tak Ada Nama Caketum Selain Airlangga
Menurut Ace, dukungan yang sangat kuat terhadap Airlangga menepis adanya klaim dukungan terhadap calon lainnya. Dia bilang, tidak ada satupun pandangan DPD Provinsi yang mengusulkan nama selain Airlangga.
"Walaupun ada satu dua DPD yang meminta supaya Munas Desember 2019 memberikan kesempatan kepada kader lainnya untuk maju menjadi calon Ketum Partai Golkar," ucapnya.
Dengan hasil Rapimnas semalam, Ace yakin, jalan Airlangga semakin mulus menduduki Gokar 1. Dukungan itu juga modal utama bagi Partai Golkar dalam menjaga soliditasnya menghadapi Pilkada 2020.
"Dan mengawal pemerintahan Jokowi di bawah kepemimpinan Airlangga," tandas Ace Hasan.
(mdk/rnd)