Akbar Tandjung sebut JK bisa dipecat dari Golkar
Golkar sudah terlalu bersabar melihat kader yang memilih menjadi kutu loncat ke partai lain.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung kembali menegaskan akan memberi sanksi kepada kader yang tak mentaati keputusan partai soal dukungan capres-cawapres. Dia mengaku, partainya akan menindak tegas kader-kader 'bandel' tersebut.
"Sebab, kami sudah memberikan arahan-arahan kepada pengurus partai terkait adanya manuver beberapa kader yang terbukti menyimpang dari garis kebijakan partai," ujarnya, Kamis (29/5).
Menurutnya, Golkar sudah terlalu bersabar melihat kader yang memilih menjadi kutu loncat ke partai lain.
"Dan itu patut diwaspadai. Kami kini sudah memberi langkah-langkah antisipasi. Kalau itu terus-menerus diperlihatkan secara terbuka maka akan ditindak tegas. Karena partai kami ada sanksi-sanksi tegasnya sesuai level pelanggaran yang dilakukan tiap kader," beber dia.
Dia secara tak langsung juga menyindir langkah JK yang jelas-jelas masih menjadi kader Golkar saat ini malah menentang kebijakan partai dengan menjadi cawapres Jokowi. Karena sudah dianggap menentang, kader seperti itu bisa segera dijatuhkan sanksi tegas, misalnya pemecatan.
"Peringatan-peringatan yang kian hari semakin diperlihatkan maka dia bisa dipecat," ungkap dia.
Proses pemecatan kader Golkar, kata dia, bisa saja mencontoh langkah partai saat masih dipimpinnya pada 2004 silam. "Ketika itu, ada yang dukung partai merah terus balik lagi ke partai kuning. Jadi, dengan berat hati harus dipecat," tegasnya lagi.
Sementara soal dukungan terhadap Prabowo-Hatta, dirinya saat ini sudah membentuk posko-posko pemenangan Prabowo-Hatta yang bernama Posko Sahabat Akbar Tanjung (Sahabat AT).
"Posko Sahabat untuk Akbar Tanjung ini semata-mata guna mempersolid dukungan bagi Pak Prabowo. Kini kami sudah membuka Posko Sahabat AT ini di beberapa wilayah dan sudah diresmikan untuk bergerak cepat memenangkan pilpres," tegas Akbar.
Akbar mengatakan, pengurus Posko Sahabat AT ini terdiri dari sejumlah fungsionaris pengurus Golkar di daerah, aktivis Ormas, tokoh pemuda mahasiswa seperti HMI, kelompok Cipayung dan tokoh masyarakat setempat yang selama ini dekat dengan dirinya.
Menurutnya, Prabowo-Hatta siap bertarung dengan Jokowi-JK di wilayah-wilayah basis PDIP. Pasangan capres-cawapres tersebut memberanikan diri berkunjung ke salah satu 'kandang banteng' yakni Solo, Jawa Tengah hari ini.
Akbar Tanjung mengungkapkan wilayah Jawa Tengah sudah menjadi target perolehan suara bagi pasangan tersebut. "Jateng, bersama daerah lain yang mempunyai penduduk terbanyak seperti Sumsel, Sumut, Lampung, Jabar, Sulsel, Kalimantan, dan sebagian DIY sudah kami petakan sebagai kantong perolehan suara kita di pilpres," ucap Akbar.
Baca juga:
JK borong 5 sepatu kotak-kotak seharga Rp 75 ribu
Di Bandung, JK belikan Jokowi sepatu kotak-kotak 'JK Collection'
Diminta Demokrat paparkan visi misi, JK masih pikir-pikir
JK saat hadiri Rakor gabungan di Bandung
JK klaim didukung banyak jenderal daripada Prabowo, 5 banding 1
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kapan Golkar dan PAN menyatakan dukungannya kepada Prabowo? Menurut Aditya Perdana, sejumlah nama bisa dipertimbangkan mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo di Pilpres 2024, setelah Golkar dan PAN mendeklarasikan dukungan.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.