Amien Rais: Saya Tak Yakin Moeldoko Berani Kudeta Demokrat Tanpa Kedipan 'Lurah'
"Tapi yang mendukung itu mengatakan tolong itu cepat dilepas dari jabatan KSP itu supaya tidak mengotori rezim Jokowi," katanya.
Pendiri Partai Ummat Amien Rais ikut menanggapi kisruh yang terjadi di Partai Demokrat. Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko tidak akan berani 'mengkudeta' AHY dari kursi Ketua Umum Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono tanpa restu dari 'lurah'.
"Saya khusus Moeldoko saja ini, ini kan sesuatu yang luar biasa. Saya tidak yakin Moeldoko berani seberani itu tanpa kerlingan atau kedipan dari lurah kita itu. Jadi sampai sekarang belum terucapkan satu patah kata pun," kata Amien Rais dalam akun Youtubenya, Minggu (14/3).
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Kapan Partai Kasih dideklarasikan? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
-
Siapa yang mendirikan Partai Kasih? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
Namun, Amien tidak merinci siapa sosok lurah yang dimaksud. Mantan politikus PAN itu mengatakan sudah banyak pihak yang mendorong Moeldoko dicopot dari KSP. Tetapi hingga saat ini, Jokowi belum melakukan tindakan tersebut.
"Tapi yang mendukung itu mengatakan tolong itu cepat dilepas dari jabatan KSP itu supaya tidak mengotori rezim Jokowi," katanya.
"Tetapi saya kira kalau seseorang sangat dekat itu sudah saling menutup saling dukung sehingga kalau satu jatuh temannya juga akan jatuh," tambahnya.
Dia menilai Jokowi sedang dirundung dilema. Amien mengatakan Jokowi sedang menimbang antara politik dan kewajiban moralnya.
"Jadi ini memang dilema politik dan moral yang luar biasa," ujar dia.
Diketahui, Moeldoko dikukuhkan menjadi Ketum Demokrat versi KLB Deli Serdang. DPP Demokrat kubu AHY menilai KLB tersebut ilegal dan inkonstitusional.
Demokrat Duga Keterlibatan Penguasa
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menduga pihak yang mendanai Kongres Luar Biasa (KLB) salah satunya adalah pihak yang memiliki kekuasaan. Ia menduga, pihak ini memberikan janji kepada orang yang memiliki sumber duit itu.
"Yang pasti gini, kenapa orang mau ngeluarin dana sebesar ini ya kan. Ini terjadi karena ada oknum kekuasaan," ujar Herzaky kepada wartawan, Sabtu (13/3).
"Berarti ada janji enggak nih kira-kira oleh oknum kekuasaan kalau dia nyelesain ini akan mendapatkan apa? Kan sesederhana itu aja," jelasnya.
Adapun Herzaky menanggapi dugaan bekas mantan Bendum Demokrat, M Nazaruddin sebagai sponsor utama KLB Deli Serdang. Dugaan itu berasal dari pengakuan mantan Wakil Ketua DPC Demokrat Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas yang menghadiri KLB. Ia mengungkap Nazaruddin memberikan tambahan uang Rp5 juta kepada peserta yang marah karena tak mendapat uang sesuai janji.
Namun, Herzaky enggan berspekulasi Nazaruddin sebagai sponsor utama KLB Deli Serdang ini.
Secara terpisah, Wasekjen Demokrat Renanda Bachtar menduga pihak yang menjadi sponsor adalah Moeldoko serta Nazaruddin.
"Infonya sih memang sepertinya ya Pak Moeldoko. Ya selain Pak Moeldoko kan juga ada Nazaruddin," kata Renanda ketika dihubungi.
Bantahan Moeldoko
Awal kasus ini dibongkar kubu AHY, Moeldoko pernah membantah tak terlibat dalam gerakan melengserkan kepemimpinan Demokrat yang sah. Dia balik memperingatkan AHY agar tidak mengaitkan masalah ini ke Presiden Jokowi. Penyebabnya, AHY mengirim surat ke Jokowi untuk mengadukan ulah Moeldoko itu.
Moeldoko pasang badan. Menyebut masalah ini urusan pribadinya. Dalam persoalan politik, Moeldoko menanggalkan atribut kepala staf kepresidenan (KSP).
"Jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, enggak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini, jadi itu urusan saya Moeldoko ini bukan selaku KSP," tegas Moeldoko.
Saat itu, Moeldoko tidak mau ikut campur dalam masalah internal Demokrat. Pernyataannya itu merespons kritik keras SBY atas manuvernya mendongkel AHY.
"Jadi janganlah menekan-nekan saya. Saya diam, jangan menekan-nekan dan saya ingin mengingatkan semuanya ya. Saya ingin mengingatkan, karena saya bisa sangat mungkin melakukan apa itu langkah-langkah yang saya yakini," ungkap Moeldoko.
(mdk/ray)