Amien Rais sebut dari hasil pilkada rakyat ingin ganti presiden di 2019
Amien Rais sebut dari hasil pilkada rakyat ingin ganti presiden di 2019. Mantan Ketua MPR ini juga menyinggung pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Muhammad. Pertemuan dilakukan usai Pemilu Malaysia yang belum lama dilaksanakan.
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais melihat hasil Pilkada Serentak 2018 kemarin menujukan bahwa rakyat Indonesia ingin memiliki pemimpin baru di tahun 2019 nanti. Dia pun menyindir salah satu parpol yang sesumbar namun hasilnya mengecewakan.
"Minggu ini kita lihat dua keajaiban. Pertama pertama Korea bisa menekuk Jerman 2-0. Itu luar biasa. Kemudian di Pilkada ada yang jumawa tetapi hasilnya sangat mengecewakan," ujarnya saat pidato dalam acara halal bi halal di Universitas Bung Karno, Jl Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/6).
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
Amien enggan menyebut partai mana yang ia maksud. "Sehingga ada partai yang sudah partai yang tinggi sekali, tetapi di mana mana kalah. Itu pun kalau dihitung kembali tidak sesuai yang disampaikan itu," sambungnya.
Selain itu, mantan Ketua MPR ini juga menyinggung pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Muhammad. Pertemuan dilakukan usai Pemilu Malaysia yang belum lama dilaksanakan.
"Setelah di Pilkada di DKI dan Pilihan rakyat di Malaysia yang PM Mahathir ketemu Pak Jokowi, saya ngapain enggak tahu. Enggak perlu, malah mendoktrin Pak Mahathir," seloroh Amien.
Amien yang disebut tokoh reformasi ini melanjutkan soal revolusi. Dia punya keyakinan berbeda soal keinginan revolusi yang ingin mengganti rezim kepemimpinan saat ini.
"Saya punya keyakinan yang berbeda dengan anak muda yang mau revolusi, yang ingin jihad fisabilillah. Saya bilang 'tahan dulu, adik adik yang mau kita hadapi ini enteng, ini cuma agen. Yang kuat itu dajjal dan yang di belakangnya itu. Ini enteng teng teng'," ujar Amien.
"Jadi enggak usah berpikir jihad fisabilillah. Cuma kita harus bersatu. Jadi kalau lihat pilkada kemarin, yang berpikir betul akan melihat, bahwa ganti Presiden makin terbuka," ucap dia.
Hal ini pun menguatkan keyakinannya bahwa untuk mengganti Presiden di 2019. Dia mengajak Indonesia mengembalikan kedaulatan rakyat.
"Jadi menambah kekuatan iman kita mengubah negeri ini bersama Pak Prabowo. Kalau Pak Rizal Ramli mau jadi Presiden ya silakan saja. Karena itu ini kemerosotan yang sedemikian kita tahan untuk kita balik dengan demokrasi dan kekuatan rakyat Indonesia," tandas Amien.
Baca juga:
Indo Barometer yakin hitung cepat Pilgub Jabar tak jauh beda dengan hasil resmi KPU
Penjelasan guru yang dipecat karena dianggap coblos Kang Emil
Amien Rais bicara pemimpin salah langkah, ambruk lalu wassalamualaikum
Menang 58,82% di Pilkada, Golkar anggap uji coba Pilpres 2019 berhasil
Calon kalah di Pilkada diminta menerima, jangan sampai rusak demokrasi
Golkar klaim menang 58,82 persen di Pilkada serentak 2018