Anas Urbaningrum: Petugas partai dan pelayan rakyat tak bertentangan
Sebagai pemimpin sudah seharusnya mengikuti garis ideologi yang ditetapkan. Jika mengkhianati, akan berbahaya.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menilai pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri jika semua kadernya termasuk Presiden Joko Widodo adalah petugas partai tidak perlu dipersoalkan. Hal yang penting didiskusikan adalah persoalan pemimpin dapat membuat rakyat sejahtera atau malah bertambah sengsara.
"Petugas partai dan pelayan rakyat adalah agen-agen kegembiraan rakyat. Sebanyak mungkin rakyat. Petugas partai yang bisa menjadi pelayan rakyat adalah yang berbekal kecakapan dan kesadaran akan panggilan tugas," tulis Anas dalam akun twitternya @anasurbaningrum, Kamis (16/4).
Menurutnya, sebagai pemimpin yang lahir dari partai politik sudah seharusnya mengikuti garis ideologi yang ditetapkan. Jika mengkhianati maka akan berakibat bahaya bagi dirinya.
"Pelayan rakyat yang bisa sekaligus menjadi petugas partai adalah yang tidak lupa siapa pengusungnya. Jika tidak cakap, tuna rasa panggilan, apalagi lupa riwayat, biasanya segera terbit berbagai kerumitan dan penyesalan. Di atas kerumitan dan penyesalan itu kadangkala tumbuh ketidaksukaan dan bahkan dendam. Bahaya!" terang dia.
Lanjut dia, kelompok yang mempertentangkan antara petugas partai dengan pelayan rakyat bermazhab politik pertentangan. Bagi, paham demokrasi kedua sebutan itu saling bersinergi.
"Mempertentangkan petugas partai dengan pelayan rakyat hanya relevan bagi 'mazhab kontradiksi' politik. Bagi 'mazhab demokrasi', keduanya adalah 'saudara kandung' yang mestinya rukun dan sinergis. Wallahu a'lam," pungkas dia.