Andi Mallarangeng Ungkap Moeldoko Siap Rebut 360 DPC dan DPD Partai Demokrat dari AHY
Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng menceritakan terkait laporan kader partai yang telah diajak Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko untuk merebut kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng menceritakan terkait laporan kader partai yang telah diajak Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko untuk merebut kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Andi menceritakan laporan itu berawal dari delapan kader partainya yang datang langsung kepada AHY terkait pertemuan dengan Moeldoko di salah satu hotel. Walaupun tidak disebutkan waktu pertemuan tersebut.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Bagaimana Demokrat akan membantu kemenangan Prabowo? Kita harap nanti kalau Partai Demokrat sudah menyatakan secara resmi, itu juga akan tentu memberikan masukan-masukan melalui kader-kader atau putra putri terbaik untuk dipersatu di tim pemenangan," kata Budi.
-
Apa yang akan dilakukan Demokrat kedepan? Lebih lanjut, Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada. Segala kemunginan, ujar dia bisa saja terjadi.
-
Bagaimana Partai Demokrat menentukan arah politiknya? "Setelah itu mungkin ke depannya baru lah akan diputuskan berdasarkan harapan masyarakat pro perubahan, pro perbaikan, yang telah meletakkan aspirasi dan harapannya kepada Demokrat selama ini,"
"Katanya dia (kader Demokrat), awalnya kita diajak ke Jakarta untuk mau dikasih penyaluran bantuan bencana, kebetulan kawan-kawan ini datang dari daerah bencana. Tapi sampai di Jakarta, ternyata bahas kongres luar biasa Partai Demokrat yang intinya Pak Moeldoko siap menjadi ketum," kata Andi dalam diskusi yang berlangsung di Smart FM, Sabtu (6/2).
Andi melanjutkan, kader itu menyatakan Moeldoko mengklaim sudah mempersiapkan perebutan terhadap 360 DPC dan DPD Partai Demokrat di berbagai daerah.
"Dan (Moeldoko) ketum Partai Demokrat tentunya dan sudah mempersiapkan untuk merebut 360 DPC dan DPD. Lalu juga tentu saja masing-masing anggota DPD dijanjikan uang dan diberikan persekot (uang muka)," kata Andi.
"Tapi kemudian ya ketahuan itu karena pulangnya kawan-kawan ini besoknya, langsung menghubungi Ketum melaporkan kepada ketum. Dilaporkan lalu diterima dan setelah itu langsung kita buat berita acara kan semua kesaksian mereka itu. Inilah tidak ada angin tidak ada hujan," tambahnya.
Atas hal itu, Andi menilai jika gerakan ini tidak bisa dikatakan urusan internal, karena terdapat pengaruh eksternal yang mencoba merebut kekuasaan AHY selaku ketua umum. Dengan menyebut gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD).
"Nah bagi kami kalau soal persoalan-persoalan internal biasa lah kader kami yang lama bahkan yang sudah keluar menjadi broker-broker politik, mau jual-jual partai gitu lah. Tapi kebetulan ada yang mau beli nah gitulah yang begini tidak bisa dibiarkan ini adalah elemen kekuasaan karena KSP itu jabatan politik," jelasnya.
Atas alasan itulah, Andi mengatakan kenapa partainya mengambil tindakan cepat untuk membuka semua kejadian yang dilaporkan kadernya tersebut. Karena, ia menyebut apa yang ingin dilakukan Moeldoko untuk mengambil alih partai seperti cara Orde Baru.
"Jadi ini kemudian tidak bisa dibiarkan karena ini praktik-praktik gaya lama. Sejarah orde baru itu adalah sejarah pengambilalihan, intervensi kepada partai-partai politik orang lain untuk kepentingan kekuasaan dengan uang. Ini yang dilakukan oleh pak Moeldoko," tegasnya.
Terlebih, Andi menuding jika cara yang dilakukan Moeldoko untuk mengajak kader Demokrat bertemu di hotel patut dicurigai. Karena, posisi kadernya yang merasa dijebak untuk datang ke kamar hotel dan membicarakan soal Kongres Luar Biasa (KLB).
"Walaupun dia menjawab sambil pakai lencana menjawab sambil, ngopi. Apa ngopi, di kamar hotel, bukan lobby hotel, kalau urusan bencana harusnya di kantor beliau saya mau mengasih bantuan secara resmi bantuan bencana. Ini kamar hotel sembunyi-sembunyi," katanya.
"Karena kalau saya dengan teman dekat ngopi di lobb hotel itu bisa dipahami. Tapi kalau (ajakan Moeldoko) dengan teman tidak dikenal (kader Demokrat) apanya yang ngopi. Nah disitulah jadi persoalan ini offside, bukan cuma offside ini kartu merah, kalau sepak bola harus out," tambahnya.
Baca juga:
Politisi NasDem: Moeldoko Belum Masuk List Capres
Demokrat Singgung Hikayat Kudeta di Tubuh PDI Antara Megawati dan Soerjadi
Demokrat Ungkap Manuver Moeldoko di Balik Isu Kudeta Partai
Demokrat: Silaturahmi AHY dengan Kader Senior Sangat Baik
Andi Arief: Moeldoko Sudah Ditegur Pak Jokowi