Anggota Banggar Soal Merger BJB-Bank Banten: Pemda Jangan Pasrah Saja
"Kita harus jaga aset masyarakat Jabar, jangan karena kebijakan pusat, lalu kita pasrah, punten," jelas Mulyadi saat dihubungi merdeka.com, Senin (15/6).
Pemprov Jabar ingin menggabungkan Bank Jawa Barat (BJB) dengan Bank Banten. Hal ini dilakukan disebut atas perintah pemerintah pusat.
Anggota Banggar DPR RI, Mulyadi protes dengan upaya penyelamatan Bank Banten dengan mengorbankan BJB.
-
Kenapa Bank Jatim ikut serta dalam misi dagang di Bengkulu? Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur, bankjatim berkomitmen akan selalu hadir dalam mendukung dan memberikan solusi bagi perkembangan UMKM.
-
Bagaimana Gedung De Javasche Bank dibangun? Gedung ini dibangun pada tahun 1908 oleh seorang arsitek Belanda yang cukup tersohor bernama Eduard Cuypers bersama dua orang lainnya, Hulswit dan Fermos Gedung De Javasche Bank atau sekarang yang dikenal sebagai Bank Indonesia adalah bangunan warisan kolonial Belanda yang sampai sekarang masih berdiri kokoh di Kota Medan.
-
Apa penghargaan yang diraih Bank Jatim? Kali ini, bankjatim berhasil mendapat penghargaan gold rank dalam The Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2023.
-
Mengapa Gedung Bank Indonesia di Aceh punya kemiripan dengan gedung DJB di Yogyakarta? Melansir dari situs resmi Bank Indonesia, gedung DJB yang berada di Aceh memiliki kemiripan dengan gedung DJB yang berada di Yogyakarta yang didirikan pada tahun 1879. Kedua gedung tersebut memiliki kemiripan dari segi arsitekturnya.
-
Kapan Gedung De Javasche Bank diresmikan? Gedung De Javasche Bank ini diresmikan pada 30 Juli 1907, disusul dua kantor cabang lainnya pada 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908.
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
Mulyadi menegaskan, aset pemerintah daerah harus dijaga. Jangan sampai hanya karena perintah pemerintah pusat, pemerintah daerah manut saja.
"Kita harus jaga aset masyarakat Jabar, jangan karena kebijakan pusat, lalu kita pasrah, punten," jelas Mulyadi saat dihubungi merdeka.com, Senin (15/6).
Mulyadi mendesak, DPRD Jabar meminta kajian sebagai dampak positif dan negatif akuisisi Bank Jabar dengan Bank Banten.
Terlebih lagi, lanjut Politikus Gerindra tersebut, BJB merupakan perusahaan terbuka. Segala kebijakan harus berdasarkan keputusan pemegang saham. Meskipun Mulyadi mengakui, mayoritas pemegang saham BJB adalah Pemprov Jabar.
"Pemegang saham mayoritas kan pemprov, belum lagi sudah TBK, ada aturan jika corporate action tbk bernilai material perlu persetujuan pemegang saham," tegas Mulyadi yang merupakan anggota DPR Dapil Kabupaten Bogor tersebut.
Di sisi lain, Anggota Dewan Pembina Gerindra ini juga mendorong agar dewan daerah menjaga dan perkuat seluruh sumber daya yang dimiliki daerah. Sehingga menjadi benteng ketahanan sosial ekonomi yang tangguh, dimana pada akhirnya mampu menjaga masyarakat melewati musibah ini dengan selamat.
"Terutama atas saham di Bank Milik Daerah, pastikan bisa menjalankan fungsinya secara maksimal, bentuk business plan yang berpihak pada kemajuan daerah dan kawal jangan melakukan corporate action yang ujungnya akan merugikan. Bahkan membahayakan kondisi bank daerah tersebut. Seperti mengambil alih saham perusahaan lain yang kondisi keuangannya sakit," jelas pria kelahiran Jonggol, Bogor tersebut.
Proses Merger
Seperti diketahui, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memastikan perintah Presiden Jokowi untuk membantu penyelamatan PT Bank Banten Tbk dengan menggabungkan dengan BJB masih berproses.
Saat ini, tahapannya masuk pada due diligence atau uji tuntas. Menurut dia, proses due diligence perlu dilakukan secara detil mengingat PT Bank Banten dalam kondisi yang pailit. Secara prinsip ekonomi, pembelian bank yang sedang dalam kondisi tidak baik akan jauh lebih murah, namun tetap tidak sesederhana itu.
"(Penggabungan Bank Banten dan Bank BJB) Sedang proses due diligence, jadi apakah secara profesional bisa atau tidak. Kalau bisa pentahapannya seperti apa (sedang dikaji). Tapi, niat baiknya sudah ditunjukan. Kami ingin menolong sesama bank daerah.
Sudah diarahkan pak Presiden," kata dia saat ditemui di Kabupaten Bandung Barat, Minggu (14/6).
"Pailit, kan harganya murah. Tapi, membeli bank tidak sesederhana itu. Ada kajian. Itu akan mengatur berapa harganya, mengundang risiko atau tidak. Tapi selama ini proses sedang dilakukan," imbuhnya.