Anies Baswedan Turun di Survei, PAN Bilang Tak Bisa Buat Bangga Pendukung
"Pilkada kemarin adalah pilkada paling panas se-Indonesia. Banyak harapan disematkan ke pundak Anies. Tetapi setelah menjabat ini, biasa-biasa saja. Tidak ada yang bisa membuat pendukungnya dulu berbangga," kata dia.
Ketua DPP PAN Saleh Daulay menilai, hasil survei elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres versi Indikator Politik Indonesia seharusnya menjadi cermin untuk mantan Mendikbud itu.
Sebab, Anies yang mendapat panggung besar selama pandemi Covid-19 karena kuantitas tampil di media, justru elektabilitasnya turun pada Mei 2020.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
-
Bagaimana metode pengambilan data yang digunakan dalam survei Poltracking Indonesia? Survei dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan data melalui wawancara tatap muka langsung dengan responden terpilih (face to face interview) kepada 1.220 responden, menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling).
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas dilakukan? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
-
Apa saja aspek yang dinilai dalam Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kaltim? IDI diukur berdasarkan 3 aspek dan 22 indikator. Beberapa aspek penilaian IDI Kaltim yang mengalami peningkatan di antaranya, Aspek Kebebasan dari 89,46 naik menjadi 91,40. Aspek Kesetaraan dari 76,67 naik menjadi 79,25. Dan aspek Kapasitas Lembaga Demokrasi dari 77,90 naik menjadi 81,06.
"Dari semua kepala daerah, yang paling sering tampil di media berkenaan dengan Covid-19 ini adalah Pak Anies. Itu artinya, masyarakat banyak yang kenal dan juga mengikuti kiprahnya. Tetapi kenapa survei-nya justru turun?" kata Saleh kepada wartawan, Selasa (9/5).
Saleh mengatakan, masyarakat berharap banyak kepada Anies selama pandemi. Mulai dari penyediaan fasilitas dan sarana kesehatan, aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hingga distribusi bansos. Dia menilai, bisa saja karena masyarakat tak puas sehingga berdampak kepada elektabilitas Anies.
Selain itu juga, pola komunikasi dan koordinasi pusat dan daerah disorot masyarakat. Persepsi di publik beragam menanggapi hal ini karena bisa saja ada yang memandang tak etis.
"Anies semestinya sudah membaca dan mencermati ini. Jangan sampai, ada pendukung yang menyesal karena pernah ikut memperjuangkannya," ujar Saleh.
Saleh juga melihat faktor pendukung dari koalisi umat Islam yang besar saat Pilkada lalu. Anies dianggap belum memenuhi kebijakan pada kepentingan umat. Program dan kebijakannya masih sangat reguler. Tidak ada yang spesial dan menonjol yang dapat dijadikan sebagai kebanggaan.
"Pilkada kemarin adalah pilkada paling panas se-Indonesia. Banyak harapan disematkan ke pundak Anies. Tetapi setelah menjabat ini, biasa-biasa saja. Tidak ada yang bisa membuat pendukungnya dulu berbangga," kata dia.
Survei Indikator
Survei Indikator Politik merilis persaingan ketat tingkat elektabilitas antara Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di urutan kedua. Ganjar sukses menyalip Anies melalui isu virus Corona.
Ganjar mendapatkan torehan elektabilitas 11,8 persen karena dianggap mampu ‘memanfaatkan panggung’ menjadi citra positif. Sementara Anies turun menjadi 10,4 persen. Survei dilakukan 16-18 Mei.
Di urutan pertama masih ditempati Prabowo Subianto dengan 14,1 persen.
Pada tiga bulan lalu, atau tetapnya Februari, Indikator Politik juga telah memotret elektabilitas para calon kuat Pilpres 2024 itu.
Anies Baswedan masih di atas Ganjar Pranowo. Anies mendapatkan, 12,1 persen, sementara Ganjar hanya 9,1 persen.
(mdk/rnd)