Antara Aher dan AHY, NasDem: Kewenangan Cawapres Ada di Anies
Agar koalisi yang terbentuk nanti dan pasangan yang akan diusung mampu memberikan kemenangan pada Pemilu 2024.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan kewenangan untuk memilih siapa calon wakil presiden (cawapres) berada ditangan Anies Baswedan. Sebab, Partai NasDem sebagai partai yang mengusung Anies, sudah memberikan sepenuhnya hak kepada Anies untuk menentukan sosok yang tepat dampingi dirinya di Pilpres 2024.
"Kalau NasDem itu (keputusan sosok cawapres) kan sudah memberikan kewenangan itu kepada Pak Anies," kata Ahmad Ali, saat dihubungi, Selasa (25/10).
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
-
Apa isi dari Pakta Tripartit? Perjanjian ini mengakui dan menghormati kepemimpinan Jerman dan Italia di Eropa, dan Jepang di Asia Timur Raya. Perjanjian ini juga menjanjikan bantuan bersama jika salah satu negara penandatangan diserang oleh Amerika Serikat, yang saat itu masih netral.
-
Kapan Partai Kasih dideklarasikan? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
-
Bagaimana Partai Demokrat menentukan arah politiknya? "Setelah itu mungkin ke depannya baru lah akan diputuskan berdasarkan harapan masyarakat pro perubahan, pro perbaikan, yang telah meletakkan aspirasi dan harapannya kepada Demokrat selama ini,"
Lebih lanjut, Ahmad Ali mengungkapkan, proses negosiasi antara NasDem, PKS dan Demokrat untuk menentukan sosok cawapres, menjunjung tinggi kesetaraan.
Agar koalisi yang terbentuk nanti dan pasangan yang akan diusung mampu memberikan kemenangan pada Pemilu 2024.
"Sejak awal bahwa NasDem ingin membangun koalisi yang setara dalam artian bahwa tidak ada partai yang diuntungkan dan dirugikan di dalam koalisi. Tidak ada partai yang mengatur partai yang lainnya. Tidak ada partai yang merasa memiliki hak dari yang lain, artinya berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Kalau kemudian mempermasalahkan partainya menjadi syarat untuk dia berkoalisi kan berarti tidak berkoalisi," ungkapnya.
Diketahui, saat ini muncul nama mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang digadang-gadang menjadi cawapres Anies.
Namun, Ahmad Ali menegaskan, tidak ada paksaan dan memaksakan untuk mencalonkan sosok menjadi cawapres. Sebab, akan menimbulkan keretakan pada koalisi yang tengah dijajaki.
"Jadi kita tidam bicara siapa untuk apa. Supaya menghindari praduga-praduga yang membuat keretakan koalisi, membuat kemudian soliditas bekerja dalam pemenangan tidak optimal, maka kita berusaha untuk menghindari potensi-potensi itu," tegas Ahmad Ali.
"Kalau memaksakan harus ini, harus begitu kan berarti kan tidak setara. Kalau kemudian ada partai yang merasa tidak setara, ya berartikan tidak bisa dilanjutkan," imbuhnya.
(mdk/ded)