Batal dukung Deddy Mizwar-Syaikhu, Gerindra siap 'cerai' dari PKS
Mulyadi pun meminta PKS untuk memahami sikap politik yang diambil Gerindra Jabar. Soalnya, Gerindra menginginkan Pilgub Jabar 2018 bagian dari mensukseskan ajang tahun politik nasional pada 2019 mendatang.
Koalisi Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terancam bubar di Pilgub Jabar 2018. Ini ditandai dengan pernyataan Ketua DPD Gerindra Jabar Mulyadi yang merasa pengusungan Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu sebagai balon Gubernur Jabar dan balon wakil Gubernur Jabar tak menunjukkan progres positif.
"Gerindra akan kembali mengkaji memunculkan kandidat lain, ini semua dilakukan untuk kepentingan masyarakat Jabar dan rencana strategis Gerindra pada 2019," kata Mulyadi saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (12/9).
Mulyadi pun meminta PKS untuk memahami sikap politik yang diambil Gerindra Jabar. Soalnya, Gerindra menginginkan Pilgub Jabar 2018 bagian dari mensukseskan ajang tahun politik nasional pada 2019 mendatang.
"Saya berharap PKS bisa memahami sikap Gerindra, kami tidak mau gagal dalam Pilgub Jabar, salah satu parameter Gerindra untuk maju mengusung dengan syarat harus menang, untuk itu kami akan kembali mengkaji dan membuka semua potensi kandidat dan partai yang bisa kerjasama," terangnya.
Latar belakang terancamnya kongsi ini sendiri dikatakan Mulyadi karena pasangan tersebut tidak cukup menggembirakan pasca diumumkan Agustus 2017 lalu.
"Buat DPD Partai Gerindra Jabar, pasangan yang diberita kan 17 Agustus lalu untuk mengusung pasangan Demiz-Syaikhu, sejauh ini menjadi sulit direalisasikan," katanya.
Menurut Mulyadi, yang cukup membuat berat hati Gerindra mendukung pasangan ini lantaran terucap keinginan Ahmad Syaikhu yang masih ingin memimpin Kota Bekasi. Pernyataan itu harus diseriusi Gerindra Jabar.
"Karena pertimbangan atas kesiapan kandidat dan PKS ,belum lagi statement Pak Saikhu kemarin diacara konsolidasi PKS Kabupaten Bandung ,beliau mengatakan kalau boleh memilih, beliau lebih suka tetap di Kota Bekasi dan juga merasa namanya belum dikenal di Jabar," imbuhnya.
Belum lagi konsolidasi kedua partai pasca diumumkannya pasangan tersebut belum ada pembahasan lebih jauh untuk membahas strategi pemenangan. Gerindra mengaku tidak pernah komunikasi dengan PKS untuk membicarakan formulasi kerja sama koalisi.
"Karena sampai hari ini tidak ada komunikasi dari pengurus PKS untuk membicarakan bagaimana formulasi kerjasama koalisi, baik program Pilgub Jabar,Tim dan segala aspek bagi upaya untuk memenangkan Pilgub 2018," tandasnya.
Sekretaris Umum DPD PKS Jabar Abdul Hadi Wijaya mengatakan, pihaknya tidak mau menanggapi serius pernyataan Mulyadi yang ingin menarik dukungan pada pasangan tersebut. Pihaknya memilih untuk menunggu instruksi atau arahan DPP PKS terkait pernyataan Ketua DPD Gerindra tersebut. Pasalnya, ranah koalisi atau persekutuan yang dibangun antara kedua partai sudah ada ditangan DPP.
"Bentuk kerja sama itu ada pada tataran DPP. Jadi kita serahkan saja. Kami PKS tidak berniat menanggapi itu karena itu ranah DPP, jadi tidak elok. Ini bukan keputusan akhir," terangnya saat dikonfirmasi terpisah merdeka.com.
Menurut dia, PKS saat ini tengah fokus pada tiga hal menghadapi musim politik 2018 nanti. Pertama yakni konsolidasi semua struktur partai. "Kedua kita sedang sosialisasi pilkada terkait calon-calonnya yang akan diusung," jelasnya. Selanjutnya tengah dalam upaya peduli kemanusiaan akan krisis yang terjadi di Rohinya Myanmar.