Beban Gibran dan Bobby Setelah Menang Pilkada
Pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo menilai, kemenangan Gibran dan Bobby sebagai dinasti politik. Sebab dalam dinasti politik menjelaskan masih ada hubungan keluarga antara Gibran dan Jokowi.
Gibran Rakabuming Raka bersama pasangannya Teguh Prakosa berhasil menjadi pemenang Pilwakot Solo dalam versi hitung cepat. Tidak hanya Gibran, menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution pun berhasil menjadi wali kota Medan versi hitung cepat.
Pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo menilai, kemenangan Gibran dan Bobby sebagai dinasti politik. Sebab dalam dinasti politik menjelaskan masih ada hubungan keluarga antara Gibran dan Jokowi.
-
Mengapa Gibran Rakabuming Raka mempersilakan pihak yang menggugat Presiden Jokowi? Gibran mempersilakan saja pihak-pihak yang ingin menggugat ayah kandungnya tersebut."Iya, iya silakan," ujar Gibran saat ditemui di Warakas, Jakarta Utara, Selasa (16/1).
-
Siapa yang mendampingi Gibran saat deklarasi Prabowo-Gibran? Kehadirkan Selvi Ananda, istri dari Gibran saat deklarasi Prabowo-Gibran sebagai Capres dan Cawapres di Gedung Indonesia Arena Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Rabu, (25/10/23) menyita perhatian.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Bagaimana Gibran menanggapi kemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah? "Ya kita tunggu sampai tanggal 20 Maret saja ya," kata Gibran di Balai Kota Solo, Rabu (13/3).Saat disinggung apakah kemenangan di Jawa Tengah tersebut merupakan hasil kerja keras dirinya, Gibran berkilah. "Kita tunggu sampai tanggal 20 aja," tukasnya.
-
Apa tanggapan Gibran tentang usulan Jokowi menjadi pemimpin koalisi besar? Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka enggan menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi bakal pemimpin koalisi besar Prabowo-Gibran. Dia menilai usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.Dia memastikan, hingga saat ini belum ada pembicaraan terkait usulan itu.
-
Mengapa Gibran menjadi Wakil Presiden termuda? Gibran Rakabuming Raka dan Prabowo Subianto sementara ini menjadi pemenang Pilpres versi quick count. Gibran Rakabuming Raka dan Prabowo Subianto sementara ini menjadi pemenang Pilpres versi quick count. Hal ini membuat Gibran menjadi Wakil Presiden termuda sepanjang sejarah Indonesia.
"Menurut saya by definisi itu adalah dinasti politik, karena satu ada dinasti dari ke bapak ke anak, cucu dan sebagainya atau ada hubungan darah di dalam politik modern yang seharusnya lebih pada populer vote pada pilihan rakyat yang lebih banyak," katanya saat dihubungi merdeka.com, Jumat (11/12).
Dia menjelaskan, dinasti politik tidak hanya terjadi di Indonesia. Di negara lain seperti Amerika Serikat pun terdapat keluarga dinasti. Contohnya seperti keluarga Kennedy hingga Bush. Walaupun demikian, Kunto menilai, problem saat ini adalah apakah dinasti politik tersebut bisa memberikan manfaat untuk masyarakat.
"Ketika dinasti politik dan maju dalam panggung politik dan menjadi pejabat publik pertanyaannya, apakah dia hanya memanfaatkan kekuasaan bapaknya atau dia memang punya kapabilitas? Sehingga dia didorong oleh jaringan atau jejaring sosial yang mungkin dia sudah punya privilage," ungkapnya.
Kunto menjelaskan, fenomena dinasti politik tidak menjadi masalah. Tetapi problemnya di Indonesia publik sering kali melihat kepala daerah yang sudah periode kemudian memajukan anak atau istrinya yang kebanyakan tidak memiliki kompetensi dan kredibilitas memadai.
"Itulah yang membuat dinasti politik punya asosiasi negatif di Indonesia. Kita belum sepenuhnya menerima dinasti politik ini," jelasnya.
Dia menerangkan, dengan kemenangan Gibran dan Bobi di Pilkada 2020 membuat beban tersendiri. Yaitu membuktikan bahwa mereka memiliki kompetensi dan kredibilitas yang memadai.
"Menurut saya beban Gibran dan Bobby setelah pilkada ini membuktikan bahwa dia memiliki kompetensi dan kredibilitas yang memadai sehingga dia tidak hanya maju karena bapaknya atau bapak mertuanya. Dia maju karena punya kompetensi dan itu yang harus dibuktikan setelah jadi wali kota," tutupnya.
Sebelumnya diketahui Di Pilkada Solo, hasil hitung cepat lembaga Vox Poll menunjukkan pasangan Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa unggul 86,65 persen. Sedangkan pasangan Bagyo-Supardjo 13,34 persen. Suara masuk sudah 100 persen, Rabu (9/12).
Lembaga survei Charta Politika juga sudah 100 persen suara masuk. Hasilnya, Gibran unggul 87,2 persen dan Bagyo 12,8 persen.
Dari dua hasil tersebut, Gibran unggul telak. Namun, penetapan pemenang tetap menunggu real count dari KPUD.
Pasangan Gibran-Teguh diusung Pasangan yang diusung oleh PDIP itu didukung oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa. Partai Solidaritas Indonesia dan Partai NasDem. Sedangkan Bagyo-Supardjo merupakan pasangan dari jalur independen. Pilkada Solo hanya diikuti dua pasangan calon saja.
Sementara itu, hasil hitung cepat yang dilakukan Charta Politika dan Populi Centre menunjukkan keunggulan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota nomor urut 2, Bobby Nasution dan Aulia Rahman.
Hasil tersebut diketahui usai suara masuk 100 persen pada pukul 17.40 WIB. Hasil quick count Charta Politika, Bobby Nasution dan Aulia Rahman unggul dari rivalnya.
"Persentasenya, 55,2 persen untuk pasangan Bobby-Aulia, sedangkan 44,8 persen untuk pasangan nomor urut 1 Akhyar-Salman," tulis Charta Politika dalam hasil surveinya.
Bobby Nasution dan Aulia Rahman juga menang Pilkada Medan dari hasil quick count lembaga survei Populi. Hasil quick count pada pukul 20.25 WIB menunjukkan, pasangan calon Bobby Afif Nasution – Aulia Rachman unggul dengan 53,28 persen. Jauh meninggalkan pasangan Akhyar Nasution – Salman Alfarizi dengan 46,72 persen.
Untuk diketahui, Pilkada Kota Medan diikuti dua pasangan calon. Pasangan nomor urut 1, Akhyar Nasution-Salman Alfarisi, diusung PKS dan Partai Demokrat. Partai pengusung ini hanya memiliki 11 kursi di DPRD Kota Medan.
Pasangan nomor urut 2, Bobby Nasution-Aulia Rachman diusung koalisi 8 partai yang menguasai 39 kursi di DPRD Kota Medan, yakni PDIP, Partai Gerindra, Golkar, NasDem, Hanura PAN, PSI, dan PPP.
(mdk/fik)