Bersinar di Pilbup Tulungagung, Syahri dilirik partai besar
Beberapa Parpol yang berusaha merapat di antaranya Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Menang versi quick count Pemilihan Bupati (Pilbup) Tulungagung, Jawa Timur, Syahri Mulyo dipastikan akan kebanjiran tamu dari beberapa partai politik (Parpol), yang ingin mencari simpati suara di Kota Marmer, julukan Tulungagung.
Beberapa Parpol yang berusaha merapat di antaranya Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang sempat mendepak Syahri sebelum Pilbup Tulungagung digelar.
Tujuan dari beberapa Parpol mendekati Syahri ini adalah untuk mendongkrak suara di Tulungagung, baik jelang Pelihan Gubernur (Pilgub) maupun Pemilu 2014 mendatang.
Seperti yang diungkap Ketua DPW PKS Jawa Timur Hamy Wahjunianto ini misalnya. Dia mengatakan, pihaknya siap mendekati Syahri Mulyo karena dinilai sudah sangat dekat dengan partai.
"Partai dengan Syahri sebenarnya sudah sangat dekat. Bahkan sebenarnya PKS mendukung Syahri di Pibup Tulungagung, tapi batal," katanya, Selasa (5/2).
Sedangkan, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur yang juga calon incumbent Pilgub Jawa Timur, Soekarwo hanya tersenyum ketika dimintai komentar tentang upaya partai berlambang segitiga mercy itu untuk memboyong Syahri dalam keluarga besar Partai Demokrat.
"Yang pasti saya ucapkan selamat ke Syahri Mulyo. Tentang masuk ke Partai Demokrat atau tidak, itu urusan nanti sajalah," kata Soekarwo yang akrab disapa Pakde Karwo itu.
Tak hanya PKS dan Partai Demokrat, Partai Golkar juga ikutan latah, berusaha mendekati Syahri. Hal ini terlihat ketika Wakil Bendahara DPP Partai Golkar, Ridwan Hisjam menghubungi dan mengucapkan selamat kepada Syahri ketika namanya unggul diperhitungan cepat.
Selanjutnya PDIP, juga tak mau kalah. Usai mendepak Syahri dari keanggotaan, partai berlambang kepala banteng moncong putih ini juga mengupayakan damai kepada Syahri. Bahkan, sejumlah pengurus menganggap keputusan tentang pemecatan Syahri Mulyo adalah salah. Pihaknya berharap Syahri Mulyo bersedia kembali ke pangkuan partai.
"Mungkin sebuah kekeliruan memecat Syahri Mulyo. Terbukti dia dipercaya rakyat. Kami yakin dengan kembalinya Syahri, bisa membuat PDIP memiliki suara signifikan di Tulungagung," kata salah seorang Pengurus DPD PDIP Jatim, Bambang DH usai mendatangi kediaman Syahri di Kecamatan Ngantru, Tulungagung, beberapa hari lalu.
Seperti diketahui, Syahri Mulyo merupakan kader PDIP dan masih tercatat sebagai anggota DPRD Jawa Timur selama dua periode. Namun, PDIP memutuskan memecat Syahri karena dianggap membangkang partai. Syahri tidak direkomendasi oleh partai untuk calon diri sebagai bupati di Tulungagung. Namun, Syahri ngotot, dan digandeng Partai Kebangkitan Nahdlatul Ulama (PKNU) dan beberapa partai kecil lain.
Sementara beberapa partai yang saat ini berupaya mendekatinya, pernah menganggapnya kecil dan enggan untuk mendukungnya. Beberapa partai itu di antaranya: Partai Hanura, Gerindra dan Republikan mendukung pasangan M Athiyah-Budi Setijadi (Abdi), PDIP dan PKB dukung pasangan Isman-Tatang Suhartono (Matang), serta pasangan Bambang Adhyaksa-Anna Luthfie (Bangsa) diusung PAN, Partai Demokrat, dan Partai Golkar.
Syahri Mulyo-Maryoto Bhirowo (Sahto) sendiri hanya didukung partai kecil seperti PKNU, PDP, dan Partai Patriot. Meski hanya didukung partai kecil, Sahto dipastikan memenangi Pilbup Tulungagung. Beberapa lembaga quick count menghitung persentase suara yang diperolehnya mencapai 43,22 persen. Sedangkan pasangan Bangsa yang membuntutinya di peringkat dua, hanya mendulang suara sekitar 22,74 persen.
Dikonfirmasi terkait merapatnya partai-partai besar kepada dirinya, Syahri Mulyo mengaku masih memprioritaskan PDIP, jika partai yang pernah mendepaknya itu meminta kembali. "Kalau memang PDIP meminta kembali maka saya siap. Darah saya PDIP dan sudah memiliki kesamaan, sehingga lebih mudah berkoordinasi dan sebagainya," kata dia sembari mengatakan memaafkan kekhilafan partai terhadap dirinya.
Bahkan, Syahri mengaku sudah dihubungi beberapa partai yang ingin mengajaknya bergabung. Sayang, dia enggan menyebutkan partai dengan alasan tidak etis sambil menunggu pengumuman pemenang. "Saya masih menunggu kepastian dari KPU. Kalau tetap menang, saya konsentrasi untuk pelantikan April mendatang. Sekarang saya belum berfikir bergabung dengan partai mana," tandas Syahri.