Blak-blakan Erick Thohir Ungkap Alasan Dukung Prabowo di Pilpres 2024
Erick kagum bagaimana Jokowi mau merangkul Prabowo usai menjadi rival di 2019.
Erick kagum bagaimana Jokowi mau merangkul Prabowo usai menjadi rival di 2019.
- Prabowo Kumpulkan Airlangga, Zulhas, Erick Thohir hingga AHY di Kemhan, Ini Yang Dibahas
- Prabowo Puji Jokowi: Beliau Pemimpin Ikhlas, Membantu Saya
- Kelakar Prabowo soal Makin Akrab dengan Jokowi: Dulu Manggil Menhan, Sekarang Mas Bowo
- Prabowo: Akhirnya Saya Baru Paham Penyebab Kalah Dua Kali Pilpres dari Jokowi
Blak-blakan Erick Thohir Ungkap Alasan Dukung Prabowo di Pilpres 2024
Erick Thohir menjelaskan alasan kenapa dirinya terang-terangan mendukung pasangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 nanti. Salah satunya karena silaturahmi yang terjadi antara Jokowi dan Prabowo setelah di Pemilu 2019 lalu keduany menjadi rival.
Bahkan dari silaturahmi itu pula, Jokowi bersama Prabowo bisa sama-sama menangani pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.
"(Kalau saya ditanya) sebagai Erick Thohir, saya rasa begini, saya belajar pada saat Covid-19. Allah, Tuhan, mempersatukan kedua pemimpin kita sebelum Covid-19, sehingga ketika perpecahan pemilu pada saat itu bersatu," kata dia.
Dia menceritakan bagaimana Jokowi mau merangkul Prabowo. Begitupun Prabowo membuka tangan. Kemudia bekerja bersama-sama saat negara dalam masalah serius.
"Kebayang tidak, kalau kita menghadapi Covid-19, Indonesia masih terpecah dalam politik, kita sukses atau gagal? Saya rasa tingkat kegagalannya lebih dari 60 persen," imbuhnya.
"Jadi, tadi saya cuma lihat sinyal dari Allah, dari Tuhan karena beliau -beliau bersatu sebelum covid. Jadi, saya merasakan itu sebagai individu, bagaiman juga saya kehilangan saudara, saya rasa ini solusi dan saya rasa ini bagus," ungkapnya.
Alasan lainnya, karena tingkat kepercayaan masyarakat pada Jokowi masih cukup tinggi di angka 88 persen. Menurutnya, angka itu tak dimiliki para pemimpin dunia lainnya.
"Beliau (Presiden Jokowi) manusia, pasti ada kekurangan, kita di sini juga banyak kekurangan, saya apalagi kekurangannya banyak. Tapi yah kita melihat beliau masih figur yang luar biasa, membawa bangsa kita di dalam situasi pertumbuhan ekonomi yang baik," ujar Erick.
Erick mengingatkan, di zaman Belanda ada sistem yang paling berhasil diterapkan. Yakni divide et impera yang artinya politik pecah belah atau politik adu domba dan kultur itu masih terjadi. Dia berharap sistem itu tak lagi terjadi di Indonesia.
"Kultur itu masih ada tidak di bangsa kita? Masih. Itu yang harus dikoreksi di diri kita. Iya, kita sama-sama untuk menyatukan untuk siapa, iya tadi rakyat, kita berbuat, berkerja, semua dengan kenyamanan kepastian, di manapun kita berada, harus tadi berkontribusi," ujar Erick.