Blusukan ke Pasar Surabaya, Ganjar Paparkan Stategi 'Sat-Set' untuk Stabilkan Harga Pangan
Ganjar mengatakan dirinya dan Mahfud MD mempunyai komitmen untuk akan menstabilkan harga pangan.
Ganjar menyatakan sudah mempunyai pengalaman untuk mengendalikan harga bahan pokok.
Blusukan ke Pasar Surabaya, Ganjar Paparkan Stategi 'Sat-Set' untuk Stabilkan Harga Pangan
Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan dirinya bersama calon Wakil Presiden Mahfud MD mempunyai komitmen untuk akan menstabilkan harga pangan saat menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Hal itu dikatakan Ganjar saat blusukan ke pasar Pucang, Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (13/1). Dalam kesempatan itu, Ganjar meninjau sejumlah bahan pangan di tempat tersebut.
Ganjar berdialog dengan beberapa pedagang sayur, pedagang buah-buahan hingga pedagang beras. Dari hasil tersebut diketahui ada harga bahan pokok yang turun, tetapi ada juga yang naik.
“Ada informasi mulai turun, harga tomat sedikit naik, harga bawang merah, dan memang kemarin ketemu petani di Brebes betul harganya relatif di tingkap petani jatuh,”
kata Ganjar dalam keterangannya.
merdeka.com
Ganjar mengakui, belum stabilnya harga bahan pokok masih menjadi keluhan yang disampaikan masyarakat. Akan tetapi, dia menyatakan sudah mempunyai pengalaman untuk mengendalikan harga bahan pokok.Saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar pernah meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi (SiHaTi) untuk mengendalikan inflasi di wilayahnya.
“Sebenarnya kita punya pengalaman di Pemprov Jateng waktu itu ada aplikasi si hati. Sistem informasi hanya komoditi itu bisa menjangkau. Maka setiap pasar, apalagi pasar induk selalu di update terus datanya maka kita bisa tahu, apalah karena situasinya suplainya kurang atau panennya gagal, atau karena cuaca, kita bisa lebih tahu cepat ya,” jelas Ganjar.
Menurut Ganjar, dengan aplikasi tersebut bisa memantau kenaikan dan penurunan harga komoditas, khususnya komoditas yang berpotensi mempengaruhi inflasi.
“Sehingga kita bisa mengisi dari satu tempat surplus ke tempat yang kurang. Kecuali gak ada semua, nah itu kebijakan impor bisa menstabilkan tapi seandainya kita memantau dengan data yang akurat, rasanya respons kita akan jauh lebih cepat,” tutur Ganjar.