Bukan Kirim Koruptor ke Nusakambangan, Ini Cara Anies Berantas Korupsi Jika Menang Pilpres
Menurut Anies, mengirim koruptor ke Nusakambangan bukan cara efekif untuk memberantas korupsi.
Anies Baswedan mengaku punya langkah efektif untuk memberantas pelaku tindak pidana korupsi.
Bukan Kirim Koruptor ke Nusakambangan, Ini Cara Anies Berantas Korupsi Jika Menang Pilpres
Capres nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan mengaku punya langkah efektif untuk memberantas pelaku tindak pidana korupsi.
Salah satunya dari hal yang paling mendasar adalah memberantas keserakahan para koruptor.
"Yang paling efektif terkait korupsi yang mendasarkan atas keserakahan, karena yang ditangani KPK itu korupsi yang berdasarkan keserahkan dengan memberikan hukuman yang menjerakan," kata Anies kepada wartawan di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (9/12).
- Anies Harap RUU Perampasan Aset Disahkan: Apa Sih Yang Paling Ditakuti Koruptor? Miskin!
- Menteri Basuki Perketat Tata Kelola Pengadaan Proyek Tol: Jangan Ada Korupsi
- KPK Usut Aliran Dana Korupsi Mentan SYL ke Partai, Begini Reaksi NasDem
- Dalami Korupsi Pemanfaatan Aset di Labuan Bajo, Dua Kantor Pemda di NTT Digeledah Kejati
Menurut Anies, memindahkan penjara para koruptor ke Nusakambangan bukan cara efektif untuk membuat jera para pelaku. Sebab menurutnya apabila pelaku tersebut bebas, masih akan dapat menikmati sisa harta korupsinya.
Menurut Anies, memiskinkan para pelaku korupsi merupakan cara paling efektif untuk membuat jera koruptor.
"Kita rampas seluruh asetnya yang diinginkan koruptor hedonis itu yang diinginkan, hidup berlebih konsumtif nah begitu dimiskinkan hilang semua," pungkas dia.
"Tapi kalau sekedar dihukum yang panjang tapi uangnya tetap menjadi miliknya nah ketika dia sudah bebas, dia menikmati semua uangnya hasil korupsi. Kalau dimiskinkan maka konsekuensinya akan sangat berat, nah jenis pelanggaran karena rasa takut itu dihadapinya dengan hukuman yang menjerakan,"
tambah mantan Mendikbud itu.
merdeka.com
Anies juga berkeyakinan Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset dapat menjadi obat mujarab dalam memberantas korupsi.
Sementara itu, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo mewacanakan menahan narapidana (napi) tindak pidana korupsi di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) ketika menjadi presiden.
Ganjar menyebut pemberantasan korupsi mesti diperkuat lewat tindakan tegas pemimpin negara. Salah satunya dengan menahan koruptor di lapas Pulau Nusakambangan.
“Maka teman-teman, kalau kalau kita melihat kondisi ini, setuju tidak kalau Nusakambangan itu tempat terbaik yang kita pilihkan untuk pejabat yang korupsi? Setuju tidak?” kata Ganjar.
“Nusa kambangan itu satu pulau kecil di Kabupaten Cilacap yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia dan itu sangat terpencil. Ular cukup banyak di sana. Biasanya hari ini banyak penjahat-penjahat kakap ada di sana,” lanjutnya.
Ganjar menambahkan, ketika masyarakat sudah jengah dengan tindakan koruptif para pejabat di negeri ini, maka pimpinan negara mesti turun tangan agar mereka tidak lagi melakukan perbuatan serupa.
Oleh sebab itu, Ganjar punya misi untuk memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka menciptakan pemerintahan yang bersih, bebas korupsi, dan berintegritas.
“Penguatan KPK, membikin KPK makin independen, dan kita bawa pejabat yang koruptor ke Nusakambangan agar kemudian dia bisa memahami, mengerti untuk tidak melakukan,” tutur Ganjar.
Ganjar berharap dapat terus menekan kasus korupsi dan membuat Indonesia semakin unggul di mata dunia. Dengan mewujudkan pemerintahan bersih, kata Ganjar, pertumbuhan ekonomi pun akan turut meningkat.
“Saya kira itu (menahan napi korupsi ke Nusakambangan) yang bisa kita dorong agar orang bisa tobat untuk tidak melakukan itu. Rakyat marah betul dan pasti situasi ekonomi akan memburuk kalau korupsi,”
tururnya.
merdeka.com