Dari Anas sampai loyalis kritik SBY nyalon ketum Demokrat lagi
Wacana pencalonan kembali SBY sebagai ketum Demokrat terus menjadi bola panas.
Kondisi di internal Partai Demokrat memanas. Pasalnya, partai berlambang bintang Mercy itu bakal menggelar kongres untuk memilih ketua umum yang baru pada awal 2015 mendatang.
Layaknya kongres parpol pada umumnya, gesekan antar pemilik kepentingan pun mulai terlihat. Salah satu yang membuat kondisi semakin memanas adalah soal wacana bakal kembali mencalonkannya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi ketua umum Demokrat.
Pro kontra pun terjadi atas wacana majunya kembali SBY itu. Tak cuma dari sejumlah pendiri yang mengritik, mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum dan para loyalisnya pun angkat bicara soal kabar SBY bakal kembali nyalon itu.
Berikut kritikan Anas dan para loyalisnya kepada SBY terkait rencana mencalonkan kembali sebagai ketua umum Partai Demokrat seperti dilansir merdeka.com:
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
-
Apa target utama pemerintahan Prabowo Subianto untuk PDB Indonesia? Orang terdekat Prabowo Subianto sekaligus Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa, Dirgayuza Setiawan, mengungkapkan pemerintahan baru Prabowo Subianto menargetkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia naik menjadi USD35.500 per kapita dalam lima tahun ke depan.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
-
Apa yang dilakukan Prabowo saat menyapa ketua umum partai politik? Ketua umum partai politik pengusung Prabowo-Gibran terlihat hadir dalam acara tersebut. Saat Prabowo ingin menyapa para ketua umum yang hadir, dia pun berkelakar tengah mempersiapkan nama-nama yang hadir. Sebab, dirinya takut nama tersebut terlewat dapat menyebabkan koalisi tak terbentuk."Ini daftar tamunya panjang banget, jadi harus saya sebut satu-persatu. Kalau enggak disebut koalisi tak terbentuk," kata Prabowo, disambut tawa oleh para tamu yang hadir.
Anas sindir SBY agar teladani kisah Baladewa
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum angkat bicara soal wacana kembali mencalonkannya SBY sebagai ketua umum Demokrat di kongres 2015 nanti. Dalam cuitan melalui akun Twitter-nya, Anas mengibaratkan, sosok pewayangan Baladewa yang telah menjadi raja tak tertarik untuk menjadi ketua umum partai, meskipun Baladewa bisa melakukan apa saja yang dia kehendaki.
"Sbg raja, setelah cukup menjalankan tugas, Baladewa memilih jalan "pandita". Tidak mengalami post power syndrome #kharakterwayang.*abah," tulis Anas di akun Twitter pribadinya @anasurbaningrum, Rabu (10/12). Tanda *abah* di akhir cuitannya yang menandakan kicauan tersebut tidak langsung diposting Anas dari dalam bui, melainkan disalinkan oleh pihak lain.
Baladewa merupakan tokoh pewayangan yang menjadi raja Mandura. Sebagai seorang raja, Baladewa mempunyai keahlian khusus memainkan senjata gada. Karena itulah Duryudana dan Bima berguru kepada Baladewa.
Menurut Anas, sifat dasar Baladewa adalah cepat naik darah dan suka bertindak sebelum dipikir masak-masak. Suaranya keras dan lantang. Tetapi, Baladewa berkarakter pemaaf, tidak menyimpan dendam dan bukan tipe pemimpin yang kupingnya tipis dan memelihara dendam.
"Baladewa bersifat terbuka. Tdk ewuh pakewuh. Bukan model di depan manis di belakang mencibir. Tampilannya sama di depan & belakang," tulis Anas lagi.
"Baladewa tak tertarik jadi Ketum parpol. Meski, seorg raja bisa lakukan apa saja. Cukup adlh cukup bagi Baladewa #kharakterwayang.*abah," cuit Anas.
Pasek sindir SBY: Jika sudah kuat tak perlu dukungan bermaterai
SBY menjadi satu-satunya kandidat terkuat sebagai calon ketua umum Partai Demokrat pada kongres Demokrat 2015 mendatang. Terlebih, SBY disebut-sebut telah bergerilya dengan mengumpulkan surat dukungan bermaterai dari DPD-DPD Partai Demokrat di seluruh Indonesia.
Loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Gede Pasek Suardika mengatakan, sebaiknya SBY tidak perlu khawatir pada kongres untuk menentukan ketua umum partai.
"Kalau sudah terkuat kan tidak perlu khawatir dong buat gerakan pengumpulan tanda tangan ke ketua DPC dan DPD pakai materai lagi. Kan lawan yang lain kecil dan sekadar pelengkap," kata Pasek saat dihubungi, Jakarta, Jumat (19/12).
Namun demikian, tegas Pasek, dukungan tanda tangan di atas materai yang dilakukan DPD-DPD tersebut belum bisa menjamin bila SBY akan terpilih kembali sebagai ketua umum Partai Demokrat. Sebab, kata dia, hanya pada saat kongres nanti akan terlihat siapa yang akan dipilih sebagai ketua umum partai.
"Tapi apapun hasil survei dan gerakan tanda tangan bermaterai nanti jawabannya kan di kongres. Yang penting kalau sudah unggul jangan halangi kader lain untuk maju dan buat kompetisi yang terhormat dan indah disaksikan," jelas Pasek.
Pasek sebut SBY sudah pasti menang, tak usah merekayasa lagi
Loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Gede Pasek Suardika, mengatakan kongres Partai Demokrat yang akan dilaksanakan pada awal 2015 mendatang harus menjadi pembelajaran demokrasi. SBY yang disebut-sebut sebagai salah satu kandidat yang terkuat tentu diharapkan juga membuka pintu persaingan secara fair dan sehat.
"Kepanitiaan juga kalau bisa bersama, tata tertib dibuat yang wajar. Kan sudah kuat sehingga tidak perlu merekayasa apa lagi. Kan sudah pasti menang," kata Pasek saat dihubungi, Jakarta, Jumat (19/12).
Ketika ditanya mengapa SBY ngotot kembali ingin menjadi ketua umum Partai Demokrat, Pasek enggan berkomentar lebih jauh. Yang pasti, kata dia, SBY telah berjanji untuk tidak mencalonkan lagi sebagai ketua umum Partai Demokrat sejak dirinya terpilih dalam Kongres Luar Biasa.
"Saya tentu tidak tahu. Yang saya tahu dulu bilang hanya mau jadi ketum untuk KLB sampai kongres saja. Di kongres diserahkan pada kader lain," tutupnya.
Pasek: SBY dulu bilang mau jadi ketum sampai kongres saja
Loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Gede Pasek Suardika, mengatakan, sebetulnya SBY telah berjanji tidak akan maju kembali sebagai ketua umum partai. Menurutnya, SBY pernah berjanji tidak akan mencalonkan pada kongres Demokrat di 2015.
Namun demikian, kata Pasek, manuver-manuver SBY untuk tetap kembali menjabat sebagai ketua umum partai sudah terlihat. Pengurus Demokrat baik itu yang berasal dari DPD maupun DPC disodori surat pernyataan agar mendukung pencalonan SBY.
"Yang saya tahu dulu (SBY) bilang hanya mau jadi ketum untuk KLB sampai kongres saja. Di kongres diserahkan pada kader lain," kata Gede Pasek Suardika saat dihubungi di Jakarta, Jumat (19/12).
Ngototnya SBY untuk tetap menjadi ketua umum partai berlambang Mercy tersebut diduga lantaran dikompor-komporin oleh orang-orang di sekelilingnya.
"Yang tahu beliau (SBY) sendiri. Mungkin ada yang gosok-gosok juga atau mungkin hal-hal lain," kata Gede Pasek.