Debat Kedua, Andika Janjikan Koneksi Internet untuk Seluruh Desa di Jawa Tengah
Andika memaparkan salah satu faktor utama penyebab kesenjangan ekonomi di Jawa Tengah adalah terbatasnya koneksi internet.
Dua pasangan calon pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng menawarkan pandangan dan solusi berbeda mengenai strategi pengembangan ekonomi kreatif (ekraf) di Jateng.
Hal itu disampaikan dalam debat kedua Pilkada Jateng 2024 dengan tema debat yang berfokus pada "Membangun Infrastruktur dan Ketahanan Pangan Jawa Tengah dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat,"
- Debat Pilgub, Andika Soroti Indeks Demokrasi Hingga Kesenjangan Pendidikan di Jateng
- Siklus Negatif Kecanduan Internet yang Mengarah pada Depresi pada Dewasa Muda
- Debat Internet Gratis dan Otak Lamban: Prabowo Bilang Laporan ke Bapak Kurang Lengkap, Ganjar Bilang Ada Jejak Digital
- 519 Desa di Jawa Tengah Belum Ada Jaringan Internet
Andika Perkasa memaparkan salah satu faktor utama penyebab kesenjangan ekonomi di Jawa Tengah adalah terbatasnya koneksi internet di wilayah pedesaan.
Andika menyebutkan bahwa akses internet yang belum merata membuat desa tertinggal dalam perkembangan ekonomi digital dan ekonomi kreatif.
"Kami punya komitmen untuk adakan koneksi internet di seluruh desa di Jawa Tengah," kata Andika.
Menanggapi hal tersebut, Ahmad Luthfi menekankan bahwa akar masalah kesenjangan ekonomi desa-kota tidak hanya soal infrastruktur internet, tetapi juga pada pengembangan ekonomi kreatif yang belum digarap maksimal di tingkat desa.
Ia menyebutkan bahwa Jateng memiliki potensi besar dalam ekraf, dengan Solo dan Pekalongan sebagai kota kreatif yang diakui.
“Kita tahu Jateng punya dua kota kreatif, Solo dan Pekalongan. Ada tiga pilar utama ekonomi kreatif, yaitu kuliner, fesyen, dan griya (kerajinan),” kata Luthfi.
Menurutnya, ekonomi kreatif harus didorong dari desa dengan memberikan ruang dan peluang kepada generasi muda untuk berkarya dan berinovasi.
Menariknya konsep baru yang disebutnya sebagai 'Kartu Zilenial', sebuah kartu khusus bagi generasi muda, terutama Gen Z, yang menurut data statistik mencapai 52,7 persen dari total penduduk Jawa Tengah.
Dengan kartu ini, menjanjikan berbagai fasilitas seperti kursus keterampilan, akses ke kegiatan kreatif, dan pembinaan dari dinas terkait, termasuk fasilitas bonus ngopi dan internet gratis di tingkat kecamatan.
"Kartu Zilenial ini akan mendukung anak muda untuk lebih kreatif dan produktif. Kami juga akan membangun rumah kreatif di setiap kecamatan, sebagai ruang berkumpul dan workshop bagi anak-anak muda agar mereka bisa menciptakan lapangan kerja sendiri tanpa menggantungkan diri pada orang lain," jelasnya.
Bahwa rumah kreatif yang akan dibangun di setiap kecamatan akan menjadi pusat kegiatan kreatif, tempat para pemuda bisa mengembangkan ide bisnis, mengikuti pelatihan, dan mendapatkan bimbingan langsung dari tenaga profesional di bidang ekonomi kreatif.
Program ini dirancang agar anak muda memiliki wadah untuk mengasah keterampilan, meningkatkan kualitas karya, dan memperluas jejaring bisnis.
"Gen Z adalah kekuatan baru yang harus kita kelola dan fasilitasi. Dengan rumah kreatif ini, mereka bisa belajar dan berkolaborasi, menciptakan produk yang punya nilai jual, sekaligus menciptakan lapangan kerja di desa," pungkasnya.