Demokrasi kuat, Fahri Hamzah jamin tidak ada makar di aksi 2-12
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meyakini tindakan makar tidak akan terjadi pada saat demonstrasi 25 November atau 2 Desember mendatang. Fahri menilai tatanan demokrasi di Indonesia sudah kuat sehingga aksi untuk menggulingkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo sulit dilakukan.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meyakini tindakan makar tidak akan terjadi pada saat demonstrasi 25 November atau 2 Desember mendatang. Fahri menilai tatanan demokrasi di Indonesia sudah kuat sehingga aksi untuk menggulingkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo sulit dilakukan.
"Saya sudah bilang enggak ada itu menjatuhkan pemerintah. Enggak bisa, enggak bisa. Demokrasi kita sudah kuat prosedurnya enggak mungkin lah," kata Fahri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/11).
Fahri kembali menegaskan siap pasang badan untuk melawan pihak yang secara ilegal ingin melakukan akar kepada Jokowi.
"Saya lawan orang yang mau jatuhkan Jokowi secara ilegal, saya lawan. Kita tak boleh mempertaruhkan demokrasi kita secara ilegal, hancur kita. Terlalu banyak contohnya," tegasnya.
Kelompok yang disebutkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian ingin melakukan makar harus membuktikan terlebih dahulu kesalahan atau pelanggaran berat yang dilakukan Jokowi.
"Makanya saya bilang ada jalur formil. Jalur legal. Kan lambat harus bisa buktikan dulu ada tindakan presiden yang melanggar. Jadi, saya presiden perlu bangun ketenangan," jelas dia.
Ancaman ini, kata Fahri, harus menjadi bahan introspeksi bagi Jokowi. Menurutnya, salah satu yang menjadi pemicu wacana makar adalah dugaan perlindungan hukum Jokowi terhadap Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) atas kasus penistaan agama.
"Problemnya, presiden harus introspeksi. Dari mana itu indikasi bahwa presiden melindungi Basuki? Itu harus diintrospeksi. Seolah-olah presiden mau mengorbankan segala-galanya buat Basuki. Padahal kan enggak juga. Harusnya kan enggak," tuturnya.
Baca juga:
Polda Metro komitmen usut laporan Ahok tuduh ada pendemo bayaran
Kasus Ahmad Dhani hina presiden, besok Polda Metro panggil 8 saksi
Bareskrim limpahkan kasus Ahok sebut pendemo bayaran ke Polda Metro
Kapolda Sulsel kantongi kelompok pendemo diduga ingin makar
MUI sebut demo 2 Desember sudah melenceng dari tujuan awal
-
Kapan Amir Hamzah ditangkap? Konon, Amir diduga sedang makan bersama dengan perwakilan Belanda saat kembali ke Sumatra. Saat itu, revolusi sosial sedang berkembang. Sebuah kelompok dari Pemuda Sosialis Indonesia menentang Feodalisme. Akhirnya masa kepemimpinan Amir pun hancur dan ia ditangkap.
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Apa yang dipelajari Amir Hamzah saat di Surakarta? Di sana, Amir banyak sekali mempelajari perihal Sastra Timur dan bahasa, seperti Bahasa Jawa, Sanskerta, hingga Arab.
-
Di mana Amir Hamzah lahir? Masa Kecil Pria dengan nama lengkap Amir Hamzah atau Tengku Amir Hamzah ini lahir di Tanjung Pura, Langkat, Provinsi Sumatra Utara pada 28 Februari 1911.
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Dimana Amir Hamzah menyelesaikan pendidikan musiknya? Tahun 1954-1957, Amir menjabat sebagai direktur di Sekolah Musik Indonesia Yogyakarta yang menjadi cikal bakal Institut Seni Indonesia (ISI). Banyak tokoh musik Indonesia jebolan dari SMINDO.