Demokrat akan kaji nama Gatot di Majelis Tinggi usai Pilkada 2018
Selain Gatot, kata Syarief, Demokrat melihat Joko Widodo, Prabowo Subianto dan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga sebagai nama-nama potensial.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menilai mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo merupakan salah satu sosok potensial menjadi Calon Presiden atau Wakil Presiden. Demokrat akan mengkaji nama Gatot dalam bursa Capres-Cawapres di Majelis Tinggi Partai usai Pilkada 2018.
Selain Gatot, kata Syarief, Demokrat melihat Joko Widodo, Prabowo Subianto dan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga sebagai nama-nama potensial.
-
Mengapa Pak Jokowi diundang ke Apel Kader Partai Gerindra? Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
"Tentunya akan kita bahas semua nama-nama yang berpotensi, menjadi Capres dan Cawapres kita akan bahas di Majelis Tinggi," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/5).
Dia mengakui, rekam jejak dan capaian Gatot selama menjadi Panglima TNI cukup baik. Tapi, Syarief menyebut Demokrat tidak akan menilai sosok dari satu faktor saja.
"Pak Gatot pada saat jadi panglima bagus. Tapi kan bukan itu saja faktornya. Banyak faktor menjadi konsideran dari partai. Kita lihat saja masih cair sekali," ungkapnya.
Soal aksi cium tangan Gatot ke Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Syarief menilai hal tersebut hanya bentuk kedekatan emosional antara junior ke senior. Apalagi, Gatot pernah menjabat sebagai KSAD di era pemerintahan SBY.
"Itu hubungan antara senior dan junior. Karena bagaimanapun juga Pak Gatot ini pernah dibina oleh Pak SBY. Pak Gatot jadi KASAD di eranya pak SBY. Kemudian yang kedua di TNI itu ikatan moralnya sangat kuat antara junior dan senior. Antara atasan dan anak buah pasukan. Sangat erat," terangnya.
Untuk itu, anggota Komisi I DPR ini meminta semua pihak untuk tidak menafsirkan macam-macam soal aksi cium tangan Gatot ke SBY. "Jadi kemarin momen yang kita saksikan itu menurut saya hubungan emosional antara seorang senior dan junior. Jangan diartikan yang lain-lain dulu lah," tutupnya.
(mdk/fik)