Deretan mantan anak buah Jokowi di kabinet coba peruntungan di Pilkada
Dalam setiap perhelatan pemilihan kepala daerah, beragam tokoh dengan ragam latar belakang ikut mencoba peruntungan. Tak hanya dari politisi, masyarakat biasa, pengusaha dan bahkan mantan menteri yang pernah bergabung dalam kabinet pemerintahan tak ingin menyiakan kesempatan sebagai kepala daerah.
Dalam setiap perhelatan pemilihan kepala daerah, beragam tokoh dengan ragam latar belakang ikut mencoba peruntungan. Tak hanya dari politisi, masyarakat biasa, pengusaha dan bahkan mantan menteri yang pernah bergabung dalam kabinet pemerintahan tak ingin menyiakan kesempatan sebagai kepala daerah.
Dalam catatan merdeka.com, khusus di pemerintahan Jokowi-JK, ada sejumlah menteri yang menjajal pilkada. Ada yang mulus, namun ada pula yang baru ingin mencoba-coba.
Salah satu mantan menteri Jokowi yang sudah membuktikan kesuksesannya menjajal kursi kepala daerah adalah Anies Baswedan. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu ikut meramaikan Pilkada Serentak 2017. Berpasangan dengan pengusaha muda Sandiaga Uno, Anies maju di Pilgub DKI Jakarta.
Keberuntungan berpihak pada Anies. Melalui dua putaran, Anies dan Sandiaga unggul dari incumbent. Anies-Sandi dilantik menjadi Gubernur-Wagub DKI Jakarta oleh Presiden Joko Widodo pada 16 Oktober lalu di Istana Negara.
Melihat jejaknya ke belakang, mantan Rektor Universitas Paramadina ini dilantik menjadi Mendikbud pada 27 Oktober 2014. Kurang dari dua tahun menjabat sebagai menteri, Anies diganti saat Presiden melakukan perombakan (reshuffle) kabinet pada 27 Juli 2016. Saat itu posisi Mendikbud digantikan Muhadjir Effendy.
Banyak yang menyayangkan keputusan Jokowi saat itu. Sebab Anies dinilai cocok menjabat Mendikbud sesuai dengan latar belakang profesi dia sebelumnya.
Kesuksesan Anies coba ditiru Sudirman Said. Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu berniat maju di Pilkada Jateng. Ada beberapa hal yang mendorong dirinya untuk maju sebagai kepala daerah. Salah satunya mengembalikan Jateng sebagai tulang punggung Indonesia seperti pada masa lalu. Hal ini disampaikan saat memberikan kuliah umum di Auditorium Institut Agama Islam Negeri Surakarta, Agustus lalu.
Pertimbangan lainnya, ia ingin membalas budi baik pada negara karena telah dibiayai selama menempuh sekolah. Selain itu, karena dia ingin mengembalikan politik yang punya harkat.
Untuk memuluskan langkahnya, Sudirman telah berkomunikasi dengan beberapa parpol seperti Gerindra, PKS dan PAN.
Melihat karirnya di pemerintah Jokowi terdahulu, Sudirman menjabat Menteri ESDM sejak Oktober 2014. Sudirman Said terkena perombakan kabinet pada pertengahan 2016 dan kini posisi Menteri ESDM digantikan Ignasius Jonan.
Semasa menjadi menteri, pria kelahiran Brebes, Jawa Tengah ini sempat membuat heboh karena melaporkan Ketua DPR Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan. Dia juga membeberkan kronologis ada anggota DPR pencatut nama presiden dan wakil presiden terkait perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.
Dalam penjelasan tersebut Sudirman mengatakan bahwa anggota DPR tersebut bersama dengan seorang pengusaha dan telah beberapa kali memanggil serta melakukan pertemuan dengan pimpinan PTFI.
"Saya dalam pertemuan dengan Majelis Kehormatan DPR (MKD) telah menjelaskan nama, waktu, dan tempat kejadian dan pokok pembicaraan yang dilakukan oleh oknum salah satu anggota DPR dengan pimpinan PT Freeport Indonesia agar ditindaklanjuti," kata Sudirman Said, kala itu.
Jika dua sosok di atas sudah mantan, anak buah Jokowi yang satu ini juga berniat menjajal peruntungan di Pilkada Serentak 2018. Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa ingin meramaikan Pilkada Jawa Timur. Sejak beberapa waktu terakhir, dia terus melakukan komunikasi politik dengan sejumlah parpol.
Untuk mempersiapkan hajat politiknya secara matang, Khofifah berniat mengundurkan diri dari jabatannya jika telah resmi mendaftar sebagai cagub. Alasannya, Khofifah tak ingin membebani Presiden Jokowi dengan pencalonannya. Namun sebelum itu, dia tetap fokus menjalankan tugasnya sebagai menteri.
"Aku kayaknya tidak membebani beliau (Jokowi) dengan hal-hal di luar tugas (sebagai Menteri Sosial)," kata Khofifah di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (26/10).
Khofifah melihat, tugas Jokowi sebagai Presiden sangat berat. Karena itulah, dirinya tidak ingin mengaitkan Jokowi dengan kontestasi Pilkada Jatim 2018.
"Saya tidak mau membebani (Jokowi) dengan hal-hal yang terkait ekspresi hak politik," kata dia.
Lantas, akankah nasib Sudirman Said dan Khofifah akan sesukses Anies, kita di Pilkada Serentak pada Juni 2018 mendatang.
Baca juga:
Wapres JK sebut dalam sejarah Indonesia enggak ada Pilkada rusuh
Polisi akan kerahkan 7.000 personel untuk amankan Pilkada Papua
Survei SMRC: Ridwan Kamil 34,1%, Deddy Mizwar 15,5%, Dedi Mulyadi 5,6%
Jelang Pilkada serentak, Megawati minta kader jaga solidaritas partai
Mendagri sudah kantongi peta daerah rawan konflik di Pilkada 2018
Mendagri kembali ingatkan peserta Pilkada tak mainkan isu SARA dan politik uang
Din Syamsuddin: Kerukunan beragama bisa makin terganggu di tahun politik
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Kenapa Serka Sudiyono diundang ke acara Presiden Jokowi? Pada acara itu, Presiden Jokowi memberikan games-games menarik. Salah seorang yang berhasil maju ke podium adalah Serka Sudiyono.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Mengapa PDIP mempertimbangkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta? Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua," jelas dia.
-
Apa pandangan Partai NasDem tentang Anies Baswedan terkait Pilkada? “Pak Anies itu ibarat orang main kartu ya kartunya enggak pernah mati,” kata Sekjen Partai NasDem, Hermawi Taslim kepada wartawan di DPP Partai NasDem, Jakarta, Jumat (30/8).
-
Kenapa PKS menyarankan Jokowi mengundang Ganjar, Prabowo, dan Anies makan siang di Istana? Menurut Aboe, langkah tersebut menunjukkan sikap pemimpin yang bijak. "Saya sarankan Bapak Presiden yang terhormat, undanglah capres-capres yang Bapak anggap layak jadi presiden untuk makan siang sambil santai, ngobrol-ngobrol, curhat-curhat bersama, keren."