Dewan Kehormatan PDIP Ungkap Alasan Pemberian Teguran Keras ke Dewan Kolonel
Komarudin menegaskan pembentukan dewan kolonel tidak diatur dalam AD/ART PDIP.
Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun menjelaskan alasan keluarnya surat teguran keras kepada anggota dewan kolonel. Dia mengungkapkan beberapa alasan. Pertama, pembentukan dewan kolonel tidak diatur dalam AD/ART PDIP.
"Sebenarnya surat itu kan penegakan disiplin internal partai ya. Sekjen juga menjelaskan itu tidak ada dewan kolonel di AD/ART partai kan," kata Komarudin kepada merdeka.com, Jumat (21/10).
-
Bagaimana Puan Maharani bisa menjadi Ketua DPR? Kini puan Maharani menjabat sebagai Ketua DPR RI periode 2019 hingga 2024. Dia menjadi wanita pertama yang menduduki jabatan Ketua DPR.
-
Apa yang akan dilakukan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani terkait calon Panglima TNI? Nama calon panglima TNI akan diumumkan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. Calon tunggal sesuai amanah UU," imbuhnya.
-
Siapa pacar Megawati Hangestri? Dalam unggahannya itu, ia menandai akun bernama Dio Novandra yang merupakan kekasihnya.
-
Apa yang menjadi harapan Puan Maharani mengenai praktik demokrasi di Indonesia? Puan berharap praktik demokrasi di Tanah Air akan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
-
Siapa yang memuji kemampuan Megawati di lapangan? Bahkan, pelatih dari tim lawan mengakui betapa sulitnya menghadapi Megawati.
-
Apa yang diputuskan oleh Puan Maharani mengenai rapat paripurna? Ketua DPR Puan Maharani menjelaskan alasan rapat paripurna DPR tidak lagi menyebutkan jumlah kehadiran anggota dewan secara virtual. Padahal, sebelumnya selama masa pandemi Covid-19 anggota dewan diperbolehkan hadir secara virtual.
Alasan kedua, surat tersebut juga menegaskan bahwa urusan pencapresan PDIP merupakan hak prerogatif ketua umum Megawati Soekarnoputri. Sehingga, kader PDIP harus taat dan tertib menunggu keputusan Megawati terkait Capres.
Diketahui, Dewan Kolonel diusulkan politikus PDIP Johan Budi Sapto Pribowo untuk mendukung pencapresan Puan Maharani. Kelompok ini berisi anggota fraksi PDIP dari Komisi I hingga XI.
"Setiap kader partai itu harus tertib disiplin kalau sudah diberikan kewenangan kepada ketua umum terpilih, ketum Megawati untuk memutuskan ya semua tertib barisan, tunggu keputusannya. Tidak bisa buat membuat keputusan sendiri atau dukung mendukung sendiri," tegas Komarudin.
Komarudin menegaskan, anggota Fraksi PDIP merupakan penugasan dari DPP. Sehingga, menurut dia, mereka harus menunjukkan kedisiplinan dan cerminan dari aturan-aturan PDIP.
"Dia itu penugasan, semua anggota DPR itu penugasan. Jadi mereka tingkah laku mereka itu harus mencerminkan aturan-aturan organisasi. Harus dengan kedisiplinan yang tinggi, bagaimana anggota DPR itu kan elite partai bukan anggota biasa. Nah mereka dalam bertindak mengambil tindakan harus mencerminkan kedisiplinan yang tinggi terhadap organisasi," ujar dia.
Dewan Kolonel dibentuk dari suara anggota DPR Fraksi PDIP untuk mendukung pencapresan Puan Maharani. Gagasan tersebut datang dari Johan Budi. Dewan ini dibentuk bulan Juni 2022 lalu.
Kelompok penggemar Puan ini juga memiliki basecamp di Jakarta. Kelompok ini berisi anggota DPR PDIP mulai dari Komisi I hingga XI. Tugasnya adalah mendongkrak elektabilitas Puan di daerah pemilihan masing-masing.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan Dewan Kolonel menyalahi AD/ART Partai. Namun, Dia menyebut partainya tidak akan menertibkan tim itu karena dianggap tidak eksis.
“Ya karena enggak ada apa yang mau ditertibkan?” kata Hasto.
Dia meminta seluruh kader disiplin dalam menyambut Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pasalnya, dinamika ihwal isu capres sangat kuat. Megawati disebut Hasto kerap mengingatkan kader untuk melihat konteks dalam berpolitik.
(mdk/ray)