Dharma-Kun Tolak Hasil Pilkada Jakarta 2024: Legitimasi Masyarakat Sangat Kurang
Dharma-Kun menolak tanda tangan hasil rapat pleno penghitungan suara lantaran minimnya partisipasi masyarakat dalam perhelatan Pilkada tersebut.
Kubu Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur 02 Dharma Pongrekun - Kun Wardana menolak hasil rekapitulasi Pilkada Jakarta 2024. Dalam rapat pleno tersebut, Pramono Anung - Rano Karno meraih suara terbanyak sebesar 50,07%.
Dharma-Kun menolak tanda tangan hasil rapat pleno penghitungan suara lantaran minimnya partisipasi masyarakat dalam perhelatan Pilkada tersebut.
- Demokrat Minta Pilkada Jakarta 2024 Diulang, Tidak Ada Legitimasi dari Warga
- Dharma-Kun Jawab Anggapan Paslon Boneka: Kami Jalan karena Gerakan Hati, Ini Skenario Tuhan
- Dharma Pongrekun Klarifikasi Usai KTP Warga Dicatut Buat Dukungan Pilkada Jakarta
- Dharma-Kun Penuhi Syarat Administrasi Calon Independen, Bisa Ikut Pilkada Jakarta?
Hal tersebut disampaikan saat membacakan kejadian khusus dalam rapat pleno bersama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta rekapitulasi hasil suara di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu (8/12).
"Sebagaimana rekapitulasi dari kabupaten/kota kami dapat simpulkan bahwa terdapat hanya 53% masyarakat yang menggunakan hak pilihnya dari seluruh DPT, dan kami menganggap jumlah suara tidak mewakili masyarakat," ujar saksi Dharma-Kun.
"Sehingga, kami menilai legitimasi masyarakat sangat kurang sehingga kami menganggap dan menilai jumlah suara tidak mewakili representasi masyarakat secara keseluruhan," ujarnya.
Suara Tidak Sah
Kemudian, Dharma-Kun pun menyinggung soal suara tidak sah yang mencapai 10%. Diketahui, surat suara sah pada Pilkada Jakarta 2024 sebanyak 4.360.629, dan surat suara tidak sah sebanyak 363.764.
"Kedua,terdapat suara tidak sah 10% yang tentunya akan mempengaruhi jumlah perolehan suara," katanya.
Dia juga ikut menyoroti soal kejadian di TPS 028 Pinang Ranti, Jakarta Timur dimana semestinya surat suara yang malah tercoblos untuk pasangan Cagub 03 itu.
Semestinya juga beberapa di antaranya ada yang memilih mereka. Pada akhirnya tidak ada tindak lanjut yang lebih jelas dari kejadian itu. Beberapa hal juga kubu 02 sependapat dengan kubu pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
"Dari 167 kasus yang disampaikan oleh paslon 01 juga belum ada rekomendasi, solusi. Sehingga kami yang menganggap bahwa legitimasi penetapan hari ini tidak mewakili masyarakat secara keseluruhan demikian," jelasnya.
Tolak Hasil Rekapitulasi
Atas kejadian tersebut kubu Dharma-Kun menolak hasil rekapitulasi kemenangan Pramono - Rano Karno. Hal itu tepat pada saat ketua KPU Jakarta, Wahyu Dinata yang ingin mengumumkan secara resmi hasil rekapitulasi Pilkada tingkat daerah.
Wahyu sempat menanyakan terlebih dahulu soal hasil rekapitulasi ke pihak 02.
"Baik bisa kita sahkan hasil rekapitulasi," tanya Wahyu dalam forum."Kami menolak," selak kubu 02.
“Maksudnya?” tanya Wahyu.
"Kami tidak akan menandatangani," kata kubu 02 lagi.
Wahyu pun mempersilakan sikap Dharma-Kun dan tetap melanjutkan mengumumkan hasil rekapitulasi Pilkada Jakarta 2024.
Hasilnya Pramono-Rano mendapatkan perolehan suara 2.183.239, lalu RK-Suswono menempati posisi kedua yakni 1.718.160. Sementara pasangan Dharma-Kun hanya memperoleh 459.230 suara.