Cerita Jenderal Dharma Pongrekun Ngaku 'Oon' Pertama Kali Nyoblos, Sebut Kekalahan Telak Sebagai Skenario Tuhan
Berikut cerita Jenderal Dharma Pongrekun ngaku 'oon' saat pertama kali nyoblos.
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) telah digelar secara serentak pada Rabu (27/11). Ada yang menarik pada gelaran Pilkada kemarin. Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun ternyata baru pertama kali mencoblos. Ia pun mengaku 'oon' saat mencoblos kemarin.
Tak hanya itu, Dharma Pongrekun juga berlapang hati menerima kekalahannya. Ia menyebut bahwa kekalahan telak yang diperolehnya ini sebagai skenario Tuhan.
Lantas bagaimana cerita Jenderal Dharma Pongrekun ngaku 'oon' saat pertama kali nyoblos? Melansir dari Antara News, Jumat (29/11), simak ulasan informasinya berikut ini.
Dharma Pongrekun Ngaku 'Oon' Pertama Kali Nyoblos
Selama berprofesi sebagai seorang aparat kepolisian, Dharma Pongrekun tidak diperbolehkan untuk mencoblos. Ya, Ia belum pernah berpartisipasi sebagai pemilih dalam Pemilu. Hal ini lantaran dirinya telah bergabung di Akademi Kepolisian sejak usia 17 tahun.
"Saya aparat Kepolisian dan selama ini tidak boleh mencoblos, saya biasa menjaga dalam bentuk pengamanan saja," ungkapnya.
Oleh karenanya, Pilkada kali ini menjadi salah satu momen istimewa bagi Dharma Pongrekun. Bagaimana tidak, Ia untuk pertama kalinya memberikan hak suaranya.
Dijelaskan, Dharma Pongrekun memberikan hak suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 31 Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Didampingi oleh sang ayah dan adik, Ia berjalan kaki menuju TPS sekitar pukul 10.15 WIB.
Usai menjawab beberapa pertanyaan dari awak media, Dharma Pongrekun langsung menuju meja surat suara dan dilanjutkan ke bilik suara untuk mencoblos. Karena baru pertama kali berpartisipasi sebagai pemilih, Ia pun mengaku sedikit gugup.
"Jujur ini sejarah pertama kali saya dalam hidup ini mencoblos di TPS," ujarnya.
"Pertama kali jadi agak oon," tambahnya.
Kekalahan Telak Sebagai Skenario Tuhan
Dharma Pongrekun menanggapi hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei yang menyebut elektabilitas Dharma-Kun hanya berkisar pada 3 persen hingga 5 persen. Namun, pada hasil hitung cepat terbaru, hasil perolehan suara sementara Dharma-Kun melejit hingga 10 persen lebih.
Ia pun menanggapi kekalahan telaknya pada hasil hitung cepat sementara. Alih-alih tidak menerima, Dharma justru menganggap ini sebagai 'kemenangan'.
"Kami anggap ini adalah suatu 'kemenangan' bagi kami. Karena selama ini kami ditekan di angka tiga persen sampai paling tinggi lima persen dan kenaikan yang cukup signifikan (menjadi 10 persen) dengan kemampuan yang sangat minim," ujar Dharma di posko pemenangan Bale Gotong Royong, Jakarta Selatan.
Dharma juga menyebutkan bahwa kekalahan telak yang diperolehnya ini sebagai skenario dari Tuhan.
"Ini adalah berkat luar biasa, karena kami berdua bukanlah orang yang berlatar belakang politik dan tidak mempunyai basis partai. Ini adalah skenario Tuhan," sambungnya.