Di Depan Pedagang Pasar, Anies Tawarkan Contract Farming Ganti Ketergantungan Impor
Karena food estate yang mengerjakan adalah korporasi bukan petani langsung.
Anies menyoroti ketergantungan impor yang kini terjadi
- Anies Titip Program ke Rano Karno: Doel, Jangan Sampai Contract Farming Dibatalkan
- Tekan Harga Beras di Jakarta, Mas Pram Bakal Lanjutkan Program Anie Baswedan
- Anies Sindir Food Estate di Kalimantan: Cuma Tanam Singkong, Gagal Pula
- Kampanye di Brebes, Anies Tawarkan Program Contract Farming untuk Jaga Stabilitas Harga Pangan
Di Depan Pedagang Pasar, Anies Tawarkan Contract Farming Ganti Ketergantungan Impor
Calon Presiden nomor urut satu, Anies Baswedan memaparkan pandangannya mengenai masalah impor. Anies mengatakan, Indonesia tidak boleh bergantung pada impor.
Impor bagus untuk mengisi kebutuhan jangka pendek. Misalnya produksi dalam negeri tidak bisa memenuhi kebutuhan. Tetapi, jangan sampai selalu tergantung pada impor.
"Jadi impor itu awalnya digunakan untuk mengisi kebutuhan jangka pendek. Ketika ada lonjakan permintaan, produksi dalam negeri tidak memenuhi lalu dibuatkan impor. Nah ini tidak boleh jadi berkelanjutan,"
kata Anies di Pasar Pagi Angso Duo, Jambi, Kamis (14/12).
merdeka.com
Anies mendorong peningkatan produksi dalam negeri. Khususnya produksi jangka menengah.
Ini merupakan cara agar tidak melulu bergantung pada impor.
"Harus segera meningkatkan produksi dalam negeri itu dalam jangka menengah harus diselesaikan. Jadi kami melihat dulu impor itu solusi jangka pendek, jangan diteruskan terus. Sekarang kita harus tingkatkan produksi dalam negeri," katanya.
Anies pun mendorong contract farming menjadi solusi untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri. Hal ini juga dinilai akan menstabilkan harga pangan.
"Karena apa? Karena para petani yang memproduksi, mereka sudah memiliki rasa tenang karena akan ada jaminan pembeli, nah begitu juga harga menjadi lebih stabil," katanya.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini memilih contract farming daripada membangun food estate. Karena food estate yang mengerjakan adalah korporasi bukan petani langsung.
"Kalau contract farming dananya dipakai untuk para petani yang selama ini sudah bekerja. Mereka punya jaminan akan ada pembeli dari pemerintah," kata Anies.