Dilaporkan ke Polisi Gara-Gara Pantun Sindir Jokowi, Begini Reaksi Butet Kartaredjasa
Butet dilaporkan relawan Jokowi ke Polda DIY pada Selasa (30/1).
Relawan Jokowi menilai pantun yang dibacakan Butet di depan ribuan pendukung Ganjar-Mahfud MD ini mengandung hinaan kepada Jokowi.
- Mantan Menteri Jokowi Mendadak Bertemu Kapolri dan Para Jenderal Polisi, Ada Apa?
- Depan Para Jenderal, Jokowi Blak-blakan Peran TNI Polisi di Pemilu, ini Reaksi Panglima
- Buntut Pantun Sindir Jokowi, Butet Kartaredjasa Dilaporkan ke Polisi
- Potret Lawas Presiden SBY Berbaju Pramuka, Ada Sosok Jokowi Tertawa Lebar Disalami
Dilaporkan ke Polisi Gara-Gara Pantun Sindir Jokowi, Begini Reaksi Butet Kartaredjasa
Budayawan Butet Kartaredjasa dilaporkan oleh relawan Jokowi yaitu Pro Jokowi (Projo) dan Arus Bawah Jokowi ke Polda DIY karena pantun yang dibacakannya saat kampanye akbar Ganjar-Mahfud MD di Alun-alun Wates, Minggu (28/1).
Butet dilaporkan ke Polda DIY pada Selasa (30/1). Relawan Jokowi menilai pantun yang dibacakan Butet di depan ribuan pendukung Ganjar-Mahfud MD ini mengandung hinaan kepada Jokowi.
Terkait pelaporan itu, Butet pun angkat bicara. Butet mempersilakan saja karena dirinya menilai itu adalah semua warga negara Indonesia.
"Melaporkan saya ndak apa apa. Tapi kalau saya menanggapi, saya enggak tahu apa yang dilaporkan. Saya kan cuma menyatakan pikiran-pikiran saya. Itu bagian dari kebebasan berekspresi yang dijamin UUD 1945," kata Butet, Selasa (30/1).
Terkait kata asuog, Butet menyebut baginya bukanlah sebuah makian personal tetapi merupakan ekspresi personal seorang Butet. Butet mengatakan dirinya kerap mengucapkan kata asuog untuk mengekspresikan sesuatu.
"Bilang asu? Lho kowe ngerti dewe (lho kamu kan tahu sendiri). Bagi saya menyatakan 'asuog' 'asu banget' itu bukan makian tapi itu ekspresi personal saya. Saya mengagumi kepintaran (seseorang). 'wedyan kowe, pintere asu tenan og'. Cah ayu tak uneke (perempuan cantik saya bilang), 'wasyu iki ayu tenan'. Asuog itu dalam konteks saya bagaimana kata itu mengekspresikan,"
terang Butet.
merdeka.com
Butet menerangkan dirinya merupakan seorang Jokower atau pendukung garis keras Jokowi sejak 2014 lalu. Butet membeberkan dirinya harus mengkritisi Jokowi karena sebagai rasa sayangnya pada Jokowi.
"Ini (kritik) orang yang mencintai, menyayangi Jokowi. Diingatkan secara sopan, secara halus enggak mau dengerin. Alus ga iso yo rodo kasar sithik (Kalau dikritik halus tidak bisa ya agak kasar sedikit). Justru karena saya sayang Jokowi makanya saya mengkritik, mengingatkan,"
urai Butet.
merdeka.com
Butet mengungkapkan sebagai seorang budayawan dan seniman dirinya coba mengkritik Jokowi dengan kultur Jawa.
Butet mengistilahkannya sebagai Guyon Parikeno atau kritik dengan memasukkan unsur candaan.
"Saya menempatkan diri sebagai punokawan yang mengingatkan satria dengan cara bercanda sehingga satria yang dianggap bercanda ini dicubit merasa sakit. Kalau dicubit enggak sakit, jewer. Gitu lho, cara mengingatkan. Kan ada progressnya. Ada tahapan-tahapannya," tutur Butet.
Butet menambahkan dirinya merasa sedih dengan sosok Jokowi saat ini yang dianggapnya sedang menghina dirinya sendiri.
"Ini justru yang saya sedih. Pak Jokowi justru sedang menghina dirinya sendiri. (Jokowi) orang yang baik, berprestasi selama 9,5 tahun. Ini luar biasa kok bisa-bisanya begitu," beber Butet.
"Sekarang (Jokowi) menyatakan memihak paslon. Pada level kepantasan, kepatutan, dan etika tidak semestinya. Maka orang yang menyayangi Jokowi ini mengingatkan. Itu kritik. Beda kritik dengan penghinaan," tutup Butet.