Dilihat dari track record, Setya Novanto belum mewakili rakyat
Sebagai wakil rakyat, Setya telah bertindak di luar kewenangannya.
Kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden membuat nama baik Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kembali tercemar. Apalagi, pencatutnya adalah Ketua DPR, Setya Novanto yang meminta sejumlah saham dari PT Freeport Indonesia.
Kelakuan tersebut membuat kepemimpinan Novanto sebagai pimpinan DPR diragukan. Sebagai wakil rakyat, dia telah bertindak di luar kewenangannya, ditambah nama yang dicatut adalah kepala negara dan wakilnya.
"Setya dinilai meragukan sebagai wakil rakyat, karena jika memang dia wakil rakyat tidak berbuat seperti itu mencatut nama orang seenaknya. Apalagi yang dicatut adalah orang yang berpengaruh untuk negara. Kepentingan rakyat prosedurnya harus baik karena ini kepentingan negara. Kalau Setya Novanto dilihat dari track record saja belum bisa dianggap menjadi wakil rakyat," ucap pakar Hukum Tata Negara dari Universitas Katolik Parahyangan, Asep Warlan Yusup ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Selasa,(17/11).
Tindakan sepihak yang dilakukan Novanto dalam proses perpanjangan kontrak pertambangan di Tanah Papua menambah buruk pandangan rakyat terhadap DPR. Rakyat tak lagi percaya terhadap wakil-wakilnya yang duduk di kursi legislatif.
"Jika memang benar dia dalang dari semuanya, rakyat juga tidak akan percaya lagi dengannya dan DPR semakin dinilai tidak baik," jelasnya.
Asep menambahkan, DPR harus tegas dalam menangani kasus pencatutan nama yang dilakukan Novanto. Sebab, selain mempertaruhkan nama baik DPR juga menyangkut kepentingan negara.
"DPR seharusnya jangan makin menutupi hal ini atau 'mengamankan'. Seharusnya DPR tegas, ini kasus bukan main-main, menyangkut semuanya, khususnya negara. Bukan satu dua kali DPR menutupi kasus Setya," tuturnya.
Bukan kali ini saja Novanto terjerat sebuah kasus hukum. Novanto juga pernah disebut-sebut dalam sidang persidangan tindak pidana korupsi, mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sebagai seorang sinterklas yang hobi bagi-bagi duit.
Nazar berkicau dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan paket penerapan kartu tanda penduduk berbasis nomor induk kependudukan secara elektronik (eKTP) tahun anggaran 2011-2012 di Kementerian Dalam Negeri.
Nazaruddin pernah mengadukan dugaan korupsi dalam proyek eKTP kepada KPK, antara lain mengenai aliran dananya yang disebut mengalir ke sejumlah anggota DPR seperti Bendahara Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto yang menerima RP 300 miliar.
Selain itu, Ketua dan Wakil Ketua Komisi II DPR dan anggota sebesar 2,5 persen dari anggaran. Ketua dan Wakil Ketua Banggar 2,5 persen dari anggaran hingga Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mendapat USD 2 juta melalui adiknya Azmi Aulia Dahlan.
Baca juga:
Ini jenderal polisi yang berani labrak pengusaha catut nama Presiden
Setnov catut nama presiden, Wiranto bilang 'tunggu tanggal mainnya'
Pembelaan Setnov dan kroni-kroninya soal pencatutan nama Jokowi
Setnov juga disebut lobi PM Jepang soal pesawat Amfibi untuk TNI
Gara-gara diduga catut Jokowi, Setnov bakal lengser dari Ketua DPR?
-
Mengapa Jokowi memaksa Freeport membangun smelter di Indonesia? Untuk itu, Jokowi memaksa PT Freeport membangun industri smelter tembaga di Gresik.
-
Siapa yang mendapat santunan duka dari Jokowi? Santunan diberikan kepada 12 orang penerima simbolis terdiri atas perwakilan penerima bantuan rumah rusak berat, sedang, ringan, dan ahli waris korban meninggal dunia.
-
Bagaimana Serka Sudiyono mendapatkan hadiah sepeda dari Presiden Jokowi? Saat itu pula Serka Sudiyono mendapat hadiah sepeda dari Presiden Jokowi. Ia pun tak menyangka, hari di mana ia mendapat hadiah sepeda itu merupakan hari ulang tahun istri dan anak pertamanya. Sepeda itu langsung dipakai oleh anaknya ke sekolah.
-
Siapa Lettu Soejitno? Lettu R.M. Soejitno Koesoemobroto lahir di Tuban pada 4 November 1925. Ia merupakan putra R. M. A. A. Koesoemobroto, bupati Tuban ke-37. Semasa hidupnya, ia mengalami tiga zaman yaitu zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan Kemerdekaan RI.
-
Siapa Jhony Saputra? Merupakan Pengusaha Muda Jhony Saputra, yang disebut sebagai pengusaha muda berkecukupan, menjabat sebagai komisaris utama di PT Jhonlin Argo Raya (JARR), sebuah perusahaan yang tergabung dalam Jhonlin Group milik Haji Isam.