DPD minta publik kawal kasus Ahok dibanding lakukan demo susulan
Demonstrasi memang hak bagi tiap warga negara dan dijamin oleh konstitusi yakni dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Akan tetapi, menurutnya, tidak selalu segala kebijakan harus melalui demonstrasi.
Anggota DPD RI Abdul Azis Khafia mengatakan seharusnya publik bisa menunggu dan mengikuti proses hukum yang dilakukan Bareskrim Mabes Polri terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atas kasus dugaan penistaan agama. Menurutnya, mengawal kasus Ahok lebih baik ketimbang melakukan aksi susulan 2 Desember mendatang.
"Jika yang menjadi tuntutan selama ini adalah penegakan hukum terhadap Ahok yang diduga menista agama, maka sebaiknya ikuti, taati dan kawal saja proses hukum yang sedang diproses oleh Polri," kata Azis di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/11).
Demonstrasi memang hak bagi tiap warga negara dan dijamin oleh konstitusi yakni dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Akan tetapi, menurutnya, tidak selalu segala kebijakan harus melalui demonstrasi.
Untuk itu, dia berharap ormas keagamaan bisa membantu menjaga stabilitas ekonomi dan keamanan.
"Namun harus menjaga juga stabilitas keamanan dan ekonomi yang jauh lebih penting," jelasnya.
Ditambahkannya, setelah Ahok ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama, pelajaran penting yang bisa diambil yaitu semua pihak harus menanamkan nilai-nilai keagamaan yang baik dan menyatukan dalam semangat berbangsa serta bernegara sesuai dengan ajaran para pejuang dan ulama di masa lalu.
"Jadi harus dicontoh nilai serta semangat para pejuang dan ulama pejuang," pungkasnya.
Sebelumnya, sejumlah ormas yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) berencana kembali turun ke jalan pada 2 Desember mendatang. Demo ini lanjutan dari 4 November lalu.
Tujuan dari demo masih sama dengan sebelumnya terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan tersangka Basuki Tjahaja Purnama.
"Karena Ahok tidak segera ditahan, maka Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI akan gelar aksi damai pada 2 Desember 2016. Aksi damai doa untuk negeri," kata Jubir Front Pembela Islam (FPI), Munarman, dalam jumpa pers di Gedung AQL Islamic Center, Tebet Utara 1, Jakarta Selatan, Jumat (18/11). Hadir pula Ketua MUI, Ma'ruf Amin, Ketua FPI Habieb Rizieq dan Ratna Sarumpaet.
Lokasi demo tak lagi di kawasan Jl Medan Merdeka. Mereka akan berdemo di sepanjang jalan protokol Sudirman hingga Thamrin, Jakarta Pusat.
"Tagline bersatu dan berdoa untuk negeri," jelasnya.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Kenapa DPR mengapresiasi kinerja Kejaksaan Agung? Kasus kakap yang telah diungkap pun nggak main-main, luar biasa, berani tangkap sana-sini. Mulai dari Asabri, Duta Palma, hingga yang baru-baru ini soal korupsi timah.
Baca juga:
Menteri Agama: Apa masih perlu demo 2 Desember dilakukan?
Demo 25 November dan 2 Desember bakal dibubarkan jika mengarah makar
PAN klaim partai politik tahu diri & tak mobilisasi massa demo Ahok
Sebut pendemo 4 November bayaran, Ahok kembali dilaporkan ke polisi
Besok, Bareskrim periksa Ahok di Mabes Polri