Elektabilitas Kalah Dari Gibran, Purnomo Serahkan Keputusan Rekomendasi ke DPP
Achmad Purnomo enggan mengomentari hasil survei yang menunjukkan elektabilitasnya turun. Dia tetap menyerahkan sepenuhnya rekomendasi Pilkada Solo kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP.
Dalam sebuah survei yang dirilis Solo Raya Polling hari ini, popularitas dan elektabilitas Achmad Purnomo kalah dari Gibran Rakabuming Raka. Sebagaimana diketahui kedua tokoh beda generasi tersebut sedang bersaing untuk mendapatkan rekomendasi dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri untuk bertarung di Pilkada Solo 2020.
Hasil survei yang dilakukan Solo Raya Polling menunjukkan popularitas Gibran naik menjadi 99 persen, sedangkan Achmad Purnomo 94 persen. Untuk elektabilitas, Gibran berada di angka 55 persen, sedangkan Purnomo 36 persen. Survei ini dilakukan 14-20 Juni terhadap 1.008 responden dengan margin error 3,5 persen.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Mengapa Pilkada Serentak diadakan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
Achmad Purnomo enggan mengomentari hasil survei tersebut. Dia tetap menyerahkan sepenuhnya rekomendasi Pilkada Solo kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP.
"Saya nggak mau komentar apa-apa, ya diamati saja. Kita lihat saja nanti rekomendasi DPP PDIP jatuh pada siapa," ujar Purnomo kepada wartawan, Selasa (23/6).
Purnomo menegaskan, dalam Pilkada 2020, dirinya diusung DPC PDIP. Bukan atas kemauan sendiri mencalonkan diri. Sebagai kader dan petugas partai, wakil wali kota Solo itu akan melaksanakan amanah partai. Dia akan memegang amanah tersebut dengan baik bersama Teguh Prakosa sebagai pasangannya.
"Saya tidak akan mengomentari hasil survei itu. Buat saya sampai sekarang saya ditugasi dan dipercayai oleh DPC PDIP Solo maju Pilkada 2020," tegasnya.
Menurutnya, siapa pun pasangan yang memperoleh rekomendasi dari DPP PDIP adalah pilihan terbaik. Dia berjanji menerima apapun keputusan partai.
"Ya lihat saja nanti DPP pasti akan mengumumkan rekomendasi. Sebagai petugas dan kader partai kita harus patuh terhadap keputusan ketua umum," ucapnya.
Sebelumnya, Solo Raya Polling menyebut, elektabilitas bakal calon wali kota Solo Achmad Purnomo turun akibat manuver politik yang dilakukan. Yakni saat mengundurkan diri dari pencalonan wali kota dan kemudian dibatalkan atau ditolak oleh DPC PDIP Solo.
"Respons masyarakat atas pernyataan mundurnya Purnomo dan ternyata tidak jadi mundur ditanggapi negatif atau sebesar 71 persen. Manuver politik inilah yang diduga menjadi faktor penyebab turunnya elektabilitas Purnomo di survei kami Juni 2020," ujar Ketua Solo Raya Polling, Suwardi, Selasa (23/6).
Suwardi menjelaskan, pengunduran diri Purnomo dari bakal calon Wali Kota Solo PDIP beberapa waktu lalu itu, ternyata banyak di ketahui khalayak. Sebanyak 65 persen warga mendengar keinginan wakil wali kota Solo itu mundur dari bursa pencalonan wali kota Solo.
"Beberapa waktu lalu Achmad Purnomo menyatakan akan mundur dari bursa pencalonan wali kota Solo. Dan ternyata banyak warga yang mendengar. Sebagian responden kami menilai langkah tersebut kurang biasanya," katanya.
(mdk/noe)