Elektabilitas Naik di Survei Litbang Kompas, Kubu Prabowo Singgung OTT Ketum PPP
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Andre Rosiade menyambut baik hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan selisih antara Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma'ruf semakin tipis. Menurutnya, hasil survei itu semakin menguatkan bahwa Prabowo-Sandi akan memenangkan Pilpres 2019.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Andre Rosiade menyambut baik hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan selisih antara Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma'ruf semakin tipis. Menurutnya, hasil survei itu semakin menguatkan bahwa Prabowo-Sandi akan memenangkan Pilpres 2019.
"Intinya survei Litbang Kompas memberikan sinyal kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa 17 April 2019, Prabowo akan menjadi Presiden Republik Indonesia," kata Andre saat dihubungi merdeka.com, Rabu (20/3).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
"Di mana Kompas sudah menyatakan bahwa Jokowi sudah di bawah 50 persen dan memberikan sinyal sebenarnya ini. Sinyal saja. bahwa Prabowo akan unggul di 2019 nanti," sambungnya.
Andre menilai elektabilitas Jokowi-Ma'ruf kini bisa kini semakin merosot. Mengingat Ketua Umum PPP Romahurmuziy salah satu partai koalisi Jokowi-Ma'ruf baru saja di tangkap KPK karena terlibat kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama. Kasus itu, kata dia bisa mempengaruhi elektabilitas Jokowi-Ma'ruf.
"Orang dekat presiden ditangkap KPK, teman diskusi presiden ditangkap KPK. Orang kepercayaan presiden ditangkap KPK. Ketua umum partai pendukung Jokowi ditangkap KPK, pasti lebih nyungsep lagi," ungkapnya.
Terlebih lagi, lanjut Andre, saat ini masyarakat sudah tak lagi percaya dengan kinerja Jokowi sebagai capres petahana. Pasalnya, banyak janji kampanye yang belum ditepati.
"Jadi gini sederhana ya, rakyat butuh lapangan kerja terbuka, rakyat tuh harus punya harga-harga kebutuhan bahan pokok terjangkau, rakyat ingin pertumbuhan ekonomi meningkat. Ini yang tidak bisa dihadirkan oleh Jokowi dan rakyat ingin kasus Novel Baswedan selesai itu tidak mampu dilakukan oleh Pak Jokowi," ucapnya.
Seperti dikutip merdeka.com dari Harian Kompas Rabu (20/3), berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini lebih tipis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018. Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen. Jokowi - Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Ma'ruf 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari - 5 Maret. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.
Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebanyak 52,6 persen sedangkan Prabowo- Sandiaga Uno32,7 persen. Sebanyak 14,7 persen masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9 persen.
Disebutkan pula, penyebab menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, berubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih ragu pada kelompok bawah dan persoalan militansi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.
Baca juga:
Survei Litbang Kompas: Prabowo Kuasai Sumatera, Jokowi di Jawa, NTB, NTT & Bali
BPN Soal Selisih Jokowi-Prabowo 11 persen di Survei: Indikasi Kami Menang Pilpres
Survei Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Turun, TKN akan Maksimalkan Kampanye Terbuka
Survei Litbang Kompas Maret 2019: Selisih Elektabilitas Jokowi dan Prabowo 11,8%
Kumpulan Hasil Survei Pasca Debat Capres Jokowi vs Prabowo
4 Partai Diprediksi Peroleh Suara Besar pada Pemilu 2019