Kubu Prabowo-Gibran Nilai Elektabilitas NasDem dan PKB Terdongkrak Koalisi di Pilpres
Kubu Prabowo-Gibran menilai upaya Presiden Jokowi mempertemukan antar kubu menjadi lawan politik tersebut merupakan baik.
Kubu Prabowo-Gibran menilai upaya Presiden Jokowi mempertemukan antar kubu yang menjadi lawan politik dengan arah dukungan kepala negara tersebut merupakan momen positif.
Kubu Prabowo-Gibran Nilai Elektabilitas NasDem dan PKB Terdongkrak Koalisi di Pilpres
Tim Kerja Strategis Prabowo-Gibran mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin menjadi penghubung semua pihak bertarung dalam Pilpres 2024.
Kubu Prabowo-Gibran menilai upaya Presiden Jokowi mempertemukan antar kubu yang menjadi lawan politik dengan arah dukungan kepala negara tersebut merupakan momen positif.
Sekjen Tim Kerja Strategis Prabowo-Gibran Idrus Marham menilai, koalisi pada Pilpres merupakan strategi partai politik meningkatkan elektoral.
"Jadi kan kita bisa begini ya. Kemarin ini kan dari koalisi-koalisi terbentuk ini apakah terikat suatu ideologi? Kan Indonesia ideologinya Pancasila, ya kalau begitu berarti komunikasi politik lebih bersifat elektoral. Jadi ada yang menganggap prinsip dan ada yang menganggap strategi," kata Idrus dalam dialog bersama SCTV, Rabu (21/2).
Menurut Idrus, masalah ideologi sudah selesai ketika strategi mendongkrak elektabilitas melalui koalisi di Pilpres berhasil dilakukan partai politik.
"Misalkan maaf teman saya ini misalkan PKB, PKB sudah berhasil, tanpa kursinya, iya kan. Elektabilitasnya naik. Bang Surya dalam rangka kemarin itu adalah orientasi elektoral misalnya. Saya punya keyakinan tidak ada perdebatan-perdebatan ideologis karena kita tahu Bang Surya senior kita di Golkar. Masalah ideologi kita selesai," ujar Idrus.
Idrus mengajak semua partai politik sama-sama mendukung pemerintahan pemenang Pemilu setelah target elektoral sudah tercapai.
"Berarti kalau tidak ideologi orientasinya elektoral, sudah tercapai, sudah selesai. Mari kita sama-sama di pemerintahan," kata Idrus.
Idrus menyebut Pemilu berorientasi pada persatuan. Jika tampak ada gangguan, Presiden Jokowi tentu bertanggungjawab untuk menjaga suasana kebatinan antara satu dengan lainnya.
"Apa pernyataan Pak Jokowi? Saya ini bagaimana menjembatani, bagaimana mengomunikasikan, ini adalah dalam rangka juga melaksanakan idealisme Bung Karno. Bahwa perbedaan kepentingan, persengketaan pendapat adalah wajar dan ini bisa dijembatani melalui musyawarah, demokrasi, dan inti dari itu perlu komunikasi. Maka tak peduli apapun posisinya juga berkewajiban untuk mengomunikasikan," ujar Idrus.
Idrus menilai sebenarnya tidak ada perseteruan layaknya musuh dalam kontestasi Pilpres 2024. Sehingga niat Jokowi menjadi menjembatani partai politik berbeda kubu di Pilpres demi terwujudnya kesamaan visi membangun Indonesia secara bersama-sama ke depan.
"Bung Karno sudah menggariskan dalam pidatonya pada 1 Juni. Sekali lagi saya ingin mengatakan boleh berbeda kepentingan, pertikaian pendapat, tapi ini bukan berarti tidak terkendali. Semangat konsensus, konflik, bisa dikendalikan melalui musyawarah mufakat atau demokrasi. Syarat untuk ini melalui komunikasi, Pak Jokowi sudah melakukan komunikasi," kata Idrus.