Elite politik diingatkan tak 'goreng' isu SARA di Pilkada Serentak
Media sosial di tahun politik bakal dipakai sebagai alat untuk memenangkan calon tertentu di Pilkada. Namun para elite diimbau tidak memanfaatkannya untuk menyebar isu SARA.
Media sosial di tahun politik bakal dipakai sebagai alat untuk memenangkan calon tertentu di Pilkada. Namun para elite diimbau tidak memanfaatkannya untuk menyebar isu SARA.
Masyarakat juga diingatkan agar bijaksana memanfaatkan media sosial. Ketika ada informasi tidak menelan mentah-mentah sebelum mengetahui secara jelas asal-usulnya.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa tujuan utama dari kampanye Pilkada? Tujuan kampanye dalam Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) adalah untuk mempengaruhi dan memenangkan dukungan masyarakat untuk mendukung pasangan calon yang diusung.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Bagaimana proses tahapan pelaksanaan Pilkada Serentak? Berikut kami rangkum penjelasan kapan Pilkada serentak dilaksanakan, tahapan, manfaat, hingga tantangannya, bisa disimak.
"Agar kita tidak mudah membuat berita hoax, apalagi yang bertujuan untuk memecah belah. Ini akan gawat sekali bangsa kita nantinya kalau masyarakatnya terpecah belah," ujar Wakil Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Waryono Abdul Ghofur dalam keterangannya, Selasa (30/1).
Dia sangat khawatir penggunaan isu SARA di dunia maya dimainkan oleh kelompok-kelompok yang ingin membuat masyarakat resah. Bukan tidak mungkin, lanjutnya, kelompok radikal dengan membawa-bawa agama menyusupinya.
"Ini yang harus kita waspadai. Dalam berbagai kesempatan saya juga sering menyampaikan bahwa tidak perlu menggunakan isu agama dalam pilkada nanti. Karena sangat sensitif dan takutnya bisa salah gunakan oleh kelompok-kelompok tertentu," tuturnya.
Menurutnya, orang akan mudah tersentuh dan mungkin juga akan sangat emosional ketika agamanya itu merasa disinggung. Diakuinya selama ini isu SARA paling mudah digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk memecah belah masyarakat.
"Karena memang isu SARA itu yang paling laku. Kalangan elite pun sebenarnya paham bahwa kalau sudah pakai isu SARA itu 'sumbunya pendek'. Itu harus dihindari oleh kalangan elite," ujarnya.
Menurutnya, masyarakat harus tetap kritis karena isu yang dimunculkan bisa menguntungkan pihak tertentu. Untuk itu, menurutnya, diperlukan peran pemerintah untuk lebih tegas dalam menindak jika penyebar isu SARA baik di dunia maya atau dunia nyata.
"Itu penting sekali, pemerintah harus tegas karena regulasinya sudah ada, yang mana hate speech itu harus ditindaklanjuti. Karena kalau orang yang menyebarkan hate speech itu tidak ditindaklanjuti maka orang akan terus memproduksinya," tuturnya.
"Dalam situasi normal pun menurut saya harus dipantau agar masyarakat awam tidak mudah terpengaruh," tandasnya.
Baca juga:
Banyak politisi tak pernah bicara agama tapi saat pilkada jadi agamais agar menang
Bertemu Prabowo, Sandi diminta turun gunung kampanye calon Gerindra
Megawati ingatkan bacalon kepala daerah PDIP hadapi kampanye hitam dengan senyum
Sekjen sebut bakal calon kepala daerah PDIP dihantam berbagai isu
KPU larang Gus Ipul dan Khofifah pakai foto Jokowi saat kampanye
Khofifah libatkan AHY dan para selebriti saat kampanye Pilgub Jatim