Gerindra, PAN dan PKS diprediksi berkoalisi di Pemilu 2019
Gerindra, PAN dan PKS diprediksi berkoalisi di Pemilu 2019. Dia merunut, konflik partai tidak kunjung selesai. Di 2014, perpolitikan nasional terbagi menjadi dua kubu KMP dan KIH yang diisi PDI-P, PKB, Partai NasDem, Partai Hanura, dan PKPI. Bergeser 1 tahun berselang, polarisasi politik memindahkan konflik ke KPK.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Arif Susanto melihat peta politik di Pemilu 2019 akan kembali seperti 2014 lalu. Hal ini menyusul makin mesranya tiga partai yakni Gerindra, PKS dan PAN di sejumlah Pilkada 2018 mendatang.
Saat 2014, tiga partai tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) bersama Golkar, PPP dan PBB. Dia menyebut tahun 2018 akan terjadi rekonfigurasi politik nasional.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Partai apa yang menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
"Karena politik akan kembali mengalami polarisasi politik yang mirip 2014. Buktinya, Gerindra-PAN-PKS sudah membuat kesepakatan meskipun kita juga harus bikin catatan," kata Arif di D Hotel, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (26/12).
Dia merunut, konflik partai tidak kunjung selesai. Di 2014, perpolitikan nasional terbagi menjadi dua kubu KMP dan KIH yang diisi PDI-P, PKB, Partai NasDem, Partai Hanura, dan PKPI. Bergeser 1 tahun berselang, polarisasi politik memindahkan konflik ke KPK.
"Pelemahan KPK termasuk kriminalisasi komisioner," ujarnya.
Kemudian, kata Arif, terjadi pergeseran sedikit ketika Golkar, PPP dan PAN menyeberang ke koalisi partai pendukung pemerintah. Lalu masuk 2017, dia menilai sebagai tahun kebencian. Sebab, masyarakat di Indonesia terbelah antara kubu nasionalis dan religius karena munculnya politik identitas di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Untuk diketahui, ketiga partai sepakat akan berkoalisi pada Pilgub tahun depan yang berlangsung di lima provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Maluku Utara.
(mdk/eko)