Hanura raih 5 persen, mampukah WIN-HT tetap bisa nyapres?
Partai Hanura belum mau menyerah meski perolehan suara dalam pemilu legislatif tidak terlalu besar.
Partai Hanura belum mau menyerah meski perolehan suara dalam pemilu legislatif tidak terlalu besar, sekitar 5 persen. Hanura masih yakin bisa mengusung pasangan calon Wiranto - Hary Tanoesoedibjo sebagai capres dan cawapres.
"Itulah dinamika politik. Saya kira kita sementara sudah tahu angka-angka seperti itu tapi kita tentu masih mempunyai harapan akan adanya perubahan tatkala nanti ada hasil manual atau secara lengkap masuk dari tiap-tiap dapil," kata Wiranto di Jakarta, Rabu (9/4) lalu.
Wiranto mengaku selama ini sudah berusaha maksimal untuk mengerek suara Hanura. "Akhir dari usaha itu lalu muncul campur tangan Tuhan, sekarang sudah ada tapi belum final secara tuntas," katanya.
Meski peluang WIN-HT bertarung dalam pilpres kecil, namun masih ada peluang. Asalkan, kubu WIN-HT bisa mengkomandoi koalisi baru. Namun koalisi ini sulit direalisasikan.
"Dalam politik segala mungkin. Asalkan Hanura mampu menginisiasi poros baru. Dulu Partai Demokrat pada 2004 juga memperoleh suara kecil, namun bisa mencalonkan SBY setelah melakukan koalisi," kata Pengamat Politik dari UIN Jakarta Gun Gun Heryanto kepada merdeka.com, Jumat (11/4).
Ia melihat, dalam tradisi koalisi di Indonesia selalu berbasis pragmatis bukan persamaan ideologi. Sehingga tidak ada koalisi permanen dalam politik Indonesia.
"Dalam ini siapa yang punya logistik kuat dan konvensi kekuasaan dalam hal ini jabatan bisa saja terbentuk poros baru," ujarnya.
Pilihan lain adalah Hanura bergabung dengan capres yang memiliki kans besar. Konsekuensinya Hanura tidak dapat lagi mengusung calonnya, WIN-HT.
"Tetapi Hanura juga punya sejarah pernah menjadi partai oposisi sama seperti halnya Gerindra pada 2009 lalu," katanya.