Indikator beberkan penyebab kekalahan Agus-Sylvi di Pilgub DKI
Indikator beberkan penyebab kekalahan Agus-Sylvi di Pilgub DKI. Padahal, hasil berbagai lembaga survei 3 bulan terakhir tak jarang menempatkan pasangan nomor urut satu itu di urutan pertama dan kedua.
Direktur eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, hasil hitung cepat (quick count) yang menempatkan Agus Harimurti-Sylviana Murni di urutan paling buncit merupakan hal yang mengejutkan. Sebab, berbagai lembaga survei 3 bulan terakhir tak jarang menempatkan pasangan nomor urut satu itu di urutan pertama dan kedua.
"Yang tidak terduga pasangan urut nomor tiga. Saya kira ini karena salah diagnosis. Terjadi baku serang antara kubu satu dan kubu dua, kubu tiga melenggang sendirian," ujar Burhanuddin di kantor Indikator Politik Indonesia, Jakarta, Rabu (15/2).
Selain itu, Burhanuddin menilai, Agus kurang menunjukkan performanya dalam tiga kali debat yang dilakukan KPU Jakarta maupun pihak lain. Sehingga, sebagian pemilihnya beralih kepada Anies-Sandiaga yang lebih memenuhi kriteria yang diinginkan oleh masyarakat.
"Itu faktor yang tidak bisa diabaikan. Faktor efek debat itu menurut saya sudah sering kita lakukan signifikannya itu kuat sekali. Dan menurut saya, Ahok itu unggul di faktor rasional. Dengan kinerjanya sangat positif dan debatnya dianggap paling unggul," ujar Burhanuddin.
"Perbandingan rasional antara Anies dan Agus, Anies unggul. Saya bisa memaklumi kalau Agus masih baru dalam dunia politik kemudian muncul kecanggungan, ya wajarlah," ungkapnya.
Sementara itu, Burhanuddin mengatakan pasangan yang justru beruntung adalah Anies-Sandiaga dengan berbagai macam permasalahan yang terjadi belakangan ini antara pasangan nomor urut satu Agus-Silvy dengan pasangan urut dua Ahok-Djarot.
"Betul mereka (pasangan Anies-Sandiaga) diuntungkan dengan persoalan itu. Terutama menurut saya, kalau kubu Ahok sudah punya segmentasi pemilih sendiri, tetap, solid dan loyal. Sementara kubu Agus itu terjadi overlead pemilih dengan kubu Anies. Lagi lagi ini soal rasionalitas, masyarakat lebih memilih Anies karena dianggap lebih baik pada berbagai debat," ungkap Burhanuddin.