Ini 3 alasan Jokowi bisa tumbang di 2019 versi PKS
Survei terbaru Cyrus Network menunjukkan elektabilitas Joko Widodo masih melampaui pesaing-pesaingnya. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tetap yakin bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu mampu dikalahkan.
Survei terbaru Cyrus Network menunjukkan elektabilitas Joko Widodo masih melampaui pesaing-pesaingnya. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tetap yakin bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu mampu dikalahkan.
Dalam Survei top of mind, Jokowi berada di urutan teratas dengan elektabilitas sebesar 58,5 persen, diikuti oleh Ketum Gerindra Prabowo Subianto 21,8 persen.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Apa yang dibahas Jokowi saat memanggil dua menteri PKB itu? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024."Kalau yang kita baca ya, pujian presiden terhadap pencapaian PKB dan juga ucapan kekaguman kepada ketua umum kami, Gus Muhaimin, karena dalam situasi pileg PKB justru mengalami kenaikan yang signifikan," kata Maman di gedung DPR, Senayan, Jakarta Senin (18/3).
Mardani yakin Jokowi dapat dikalahkan karena tiga alasan. Pertama adalah isu ketidakpuasan terhadap pertumbuhan ekonomi Joko Widodo, juga janji-janji yang dibuat saat 2014 lalu telah dilanggar.
"PKS tetap yakin Pak Jokowi dapat dikalahkan pada Pilpres 2019. Ada tiga alasannya. Pertama ada janji yang belum ditunaikan, misal target pertumbuhan ekonomi 7 persen. Sebagian dilanggar seperti tidak rangkap jabatan," ujar Mardani kepada wartawan, Jumat (20/4).
Berikutnya, masyarakat juga banyak mendukung gerakan tagar #2019GantiPresiden. Menurutnya, gerakan tersebut tidak hanya ramai di media sosial, tapi menular pula ke masyarakat luas dengan gerakan sosial yang ditunjukkan melalui kaos cinderamata, dan lainnya.
"Gerakan #2019GantiPresiden bergema di seluruh nusantara. Bukan hanya gerakan sosial media tapi juga social movement di masyarakat: kaos, pin, topi, selfi di tempat penanda kota/ikon," kata dia.
Terakhir, kepuasan publik terhadap Jokowi juga kurang. Sebab menurut Mardani, saat ini hidup masyarakat semakin terbebani. Mulai dari harga BBM, listrik, sembako, hingga pendidikan yang meningkat saat masa kepemimpinan Jokowi.
"Masyarakat merasa hidup kian berat. BBM, bayar listrik, harga sembako hingga biaya pendidikan meningkat," kata dia.
Mardani yakin pergerakan masyarakat yang tidak puas dengan Jokowi tersebut mampu mengganti presiden di 2019 nanti.
"Ada gerak diam di masyarakat yang siap memberi keputusan dahsyat di 17 April 2019," kata dia.
Baca juga:
Ditawari gabung dukung Prabowo, PPP anggap Sandiaga bercanda
Sekjen PPP akui 40 persen kader belum dukung Jokowi
Ketua PPP ungkap proses Jokowi mau gandeng Prabowo jadi cawapres demi NKRI
Beda dengan Rommy, Gerindra sebut kedatangan Sandi tak bahas Prabowo cawapres Jokowi
Sekjen PPP sebut Rommy dan Sandiaga juga bicarakan opsi duet Jokowi-Prabowo