Ini Sikap Politik PDIP Hasil Kongres V Bali
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menutup Kongres V partainya di Bali, Sabtu (10/8). Kongres ini melahirkan sikap politik PDIP yang menjadi acuan bagi pengurus daerah. Sikap politik ini menjadi panduan setiap kader.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menutup Kongres V partainya di Bali, Sabtu (10/8). Kongres ini melahirkan sikap politik PDIP yang menjadi acuan bagi pengurus daerah. Sikap politik ini menjadi panduan setiap kader.
"Kita dapat menyelesaikan agenda Kongres V PDI Perjuangan di Bali yang bertema Solid Bergerak Untuk Indonesia Raya. Tadi sudah disampaikan keputusan 5 komisi, program, dan AD/ART partai. Selanjutnya saya tugaskan kepada Kepala Pusat Analisa Pengendali Situasi Partai untuk lakukan finalisasi yang akan dijabarkan nanti dalam Rakernas, Rakerda, dan Rakercab partai," kata Megawati di Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Sabtu (10/8).
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Siapa pacar Megawati Hangestri? Dalam unggahannya itu, ia menandai akun bernama Dio Novandra yang merupakan kekasihnya.
-
Apa yang dikatakan Anang Hermansyah tentang bergabungnya ia dengan PDIP? Mendapat pujian seperti itu, suami Ashanty tidak mempermasalahkan akan berjuang bersama Krisdayanti di masa yang akan datang. "Baiklah, nggak masalah," kata Anang Hermansyah di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, pada Minggu (10/9/2023).
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Siapa yang memuji kemampuan Megawati di lapangan? Bahkan, pelatih dari tim lawan mengakui betapa sulitnya menghadapi Megawati.
-
Kapan Cinta Mega dipecat dari PDIP? Sekretaris DPD PDIP Jakarta Gembong Warsono mengungkapkan, pemecatan tersebut dilakukan berdasarkan keputusan DPP PDIP, Senin (14/8).
Berikut hasilnya:
PDI Perjuangan memperhatikan fenomena disintegrasi yang muncul secara sistematis pada Pemilu 2019. Fenomena tersebut hampir saja mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa. Bagi PDI Perjuangan hal ini merupakan suatu isu serius yang tidak boleh diabaikan. Partai memiliki kesadaran penuh bahwa persatuan dan kesatuan adalah syarat mutlak bagi suatu bangsa.
Mencermati fenomena tersebut PDI Perjuangan menyadari dan memahami sepenuhnya panggilan sejarahnya sebagai wahana pengorganisasian dan alat perjuangan Rakyat untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila sebagai syarat dasar bagi terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Pancasila harus menjadi keyakinan dan harapan tentang masa depan bersama. Pancasila juga harus menjadi inspirasi di dalam menjawab berbagai persoalan masyarakat seperti kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan sosial yang tinggi serta merebaknya intoleransi yang mengganggu kohesi sosial dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta gangguan terhadap jaminan hak-hak warga negara.
Kemenangan PDI Perjuangan pada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019, adalah momen untuk mempertegas dan membuktikan bahwa pilihan ideologi Pancasila dan jalan Trisakti adalah satu-satunya cara untuk mencapai Indonesia sejahtera yang berkeadilan sosial.
Oleh karena itu, PDI Perjuangan bertekad untuk meneguhkan diri sebagai poros kekuatan politik nasional, yang berfungsi sebagai Partai Utama pengusung Pemerintah, yang terus berjuang bersama Rakyat untuk memastikan, mengarahkan, mengawal, dan mengamankan kebijakan-kebijakan politik dan program kerja pemerintah Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin agar tetap mengandung satu muatan, satu arah, serta satu haluan ideologi, Pancasila, berpijak pada konstitusi UU NRI Tahun 1945, dan memilih jalan Trisakti.
Atas dasar itu, Kongres V PDI Perjuangan menyatakan tekad politik sebagai berikut :
1. PDI Perjuangan solid bergerak bersama Rakyat menghadapi ancaman konflik dan disintegrasi bangsa yang dipicu oleh gerakan radikalisme, terorisme, penyeragaman tafsir dan klaim kebenaran tunggal serta pemaksaan kehendak oleh segelintir kelompok masyarakat yang bertentangan dengan ideologi Pancasila, termasuk gerakan Khilafah yang hendak menggantikan Pancasila. PDI Perjuangan mendesak Pemerintah untuk segera melakukan langkah-langkah konstitusional secara terencana, terukur dan sistematis untuk menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara demi mempertahankan NKRI di atas pondasi Pancasila, UUD NKRI Tahun 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.
2. PDI Perjuangan solid bergerak bersama Rakyat mewujudkan berdikari dalam bidang ekonomi dan keberpihakannya pada wong cilik sebagai kekuatan produksi nasional yang menopang berjalannya sistem ekonomi kerakyatan, yaitu sistem ekonomi gotong-royong yang berlandaskan ideologi Pancasila guna melakukan koreksi terhadap berjalannya sistem ekonomi neo-liberal.
3. PDI Perjuangan solid bergerak bersama Rakyat untuk mewujudkan kepribadian dalam kebudayaan nasional melalui jalan gerakan kebudayaan di seluruh pelosok Nusantara.
4. PDI Perjuangan solid bergerak bersama Rakyat melawan kemiskinan dan ketimpangan struktural, mencegah berbagai bentuk penghisapan guna melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, serta menjamin terpenuhinya hak-hak dasar warga negara Indonesia.
5. PDI Perjuangan solid bergerak bersama Rakyat membangun manusia Indonesia unggul, produktif, berdaya saing dan mandiri, yang berkepribadian dalam kebudayaan Indonesia.
*Selanjutnya Kongres V PDI Perjuangan menyatakan Sikap Politik sebagai berikut:*
1. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia bersifat final dan mengikat.
2. Pancasila sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Pancasila sebagai pedoman dalam merumuskan rencana pembangunan, keputusan kebijakan pembangunan, implementasi kebijakan pembangunan dan dalam pengawasan atas dijalankannya kebijakan pembangunan.
4. Pancasila harus dapat diwujudkan dalam bentuk tercapainya kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang dicapai melalui kebijakan pembangunan yang berlandaskan pada penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terencana, terarah, dan terukur.
5. Pancasila diimplementasikan dalam kebijakan pembangunan, sebagai upaya membumikan Pancasila untuk mencapai Indonesia yang ber-Trisakti, yaitu berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
6. Negara wajib memantapkan Politik Hukum nasional untuk membumikan nilai-nilai Pancasila dengan menjadikan norma dasar (grundnorm) Pancasila sebagai parameter pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
7. Demi menjamin kesinambungan pembangunan nasional perlu dilakukan amandemen terbatas UUD NKRI 1945 untuk menetapkan kembali MPR sebagai lembaga tertinggi negara dengan kewenangan menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyelenggaraan pemerintahan.
8. Negara wajib membentuk sistem pertahanan nasional yang kuat dalam menghadapi ancaman infiltrasi paham, ideologi, kekuatan global sehingga keamanan nasional, ketenangan Rakyat dan keutuhan Negara dapat terukur dan terwujud, serta membangun sistem keamanan nasional yang mampu mengatur kerjasama semua kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman keamanan nasional yang bersifat luar biasa seperti serangan terorisme, kerusuhan, dan bencana alam.
9. Negara wajib mendukung pemberantasan tindakan kriminal yang menjadikan anak dan perempuan sebagai objek eksploitasi di dunia kerja, dan objek transaksi dalam masalah kejahatan perdagangan manusia (human trafficking), baik di dalam negeri maupun lintas negara.
10. Negara wajib menegakkan hukum dengan menjatuhkan hukuman maksimal kepada para pelaku korupsi, sehingga menimbulkan efek jera bukan hanya bagi pelaku korupsi tetapi juga potensi-potensi calon-calon koruptor yang ada di semua jajaran dan semua tingkatan penyelenggara Negara.
11. Negara wajib menyusun rencana pembangunan nasional dengan semangat Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PNSB) bagi terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan landasan ideologi Pancasila dan landasan konstitusional UUD NRI 1945, serta melakukan koreksi terhadap kebijakan dan ketentuan peraturan-perundangan yang tidak sesuai, dan perlu menyusun konsepsi Sistem Ekonomi Gotong-Royong yang sesuai dengan ideologi Pancasila dan cita-cita kemerdekaan (kedaulatan).
12. Negara wajib terus mengembangkan perekonomian nasional yang mewujudkan kedaulatan ekonomi dan menghindari terjadinya berbagai ketimpangan struktural yang menjadi sumber ketidakadilan sosial-ekonomi dengan mengembangkan program untuk meningkatkan penguasaan dan pemilikan aset ekonomi, dan akses modal serta pasar kepada pelaku ekonomi kerakyatan.
13. Negara wajib mengelola keuangan negara untuk pemenuhan hak-hak dasar Rakyat, dengan meningkatkan alokasi anggaran untuk belanja publik lebih besar daripada belanja aparatur.
14. Negara wajib memberikan jaminan sosial bagi seluruh warga negara, sesuai perintah UU SJSN dan UU BPJS, serta perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
15. Negara wajib menjamin kelestarian lingkungan dengan memastikan pembangunan yang tidak melampaui daya dukung dan daya tampung serta baku mutu lingkungan hidup, serta memenuhi komitmennya terhadap mitigasi perubahan iklim dengan mencegah degradasi hutan, restorasi lahan gambut dan pengembangan energi baru dan terbarukan.
16. Negara wajib menjadi pelopor gerakan Revolusi Mental dan menjadikannya sebagai “Gerakan Hidup Baru” melalui perubahan cara berpikir, cara kerja, dan cara berperilaku yang memperkuat kedaulatan, meningkatkan kemandirian dan meneguhkan kepribadian dalam kebudayaan nasional, serta menjadi pelopor dan pendorong perubahan pikiran, sikap, dan perilaku masyarakat agar berorientasi pada kemajuan dan pengayaan keanekaragaman budaya dalam bingkai persatuan nasional.
17. Negara wajib mendorong revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 untuk meningkatkan kualitas pendidikan keilmuan dan karakter yang dilandaskan kepada nilai-nilai Pancasila.
18. Negara wajib memfasilitasi Perguruan Tinggi sebagai pusat keunggulan (centre of excellence) di setiap wilayah dengan mengembangkan potensi lokal dan kekhasan budaya, inovasi sains dan teknologi untuk memecahkan berbagai persoalan masyarakat.
19. Negara wajib menjaga persatuan nasional yang dibangun atas dasar keanekaragaman ekspresi kebudayaan nasional dan diperkaya oleh interaksi inklusif antarbudaya yang ada di Indonesia, serta mengintensifkan interaksi dan gotong-royong antarkelompok budaya di masyarakat agar menghadirkan pengalaman konkret atas keanekaragaman budaya dalam bingkai persatuan nasional.
20. Melakukan penguatan advokasi, preventif, promotif dan langkah aksi nyata untuk menekan gizi buruk dan gizi kurang pada balita serta menekan status gizi pendek (stunting), proporsi berat badan lebih balita maupun obesitas pada masyarakat dewasa, serta melakukan sosialisasi tentang pentingnya imunisasi secara lengkap dengan melibatkan tokoh masyarakat (termasuk agama) dan institusi pendidikan.
21. Melakukan pencegahan, penanganan dan penegakan hukum secara tegas terhadap pelaku peredaran narkotika tanpa pandang bulu, pencegahan terhadap HIV-AIDS, penanganan dan perlindungan terhadap Orang Dengan HIV-AIDS serta melakukan pemerataan sosialisasi terapi ARV (terapi bagi ODHA).
22. Negara wajib mengembangkan sistem pemilu dan kepartaian yang sejalan dengan terwujudnya sistem pemerintahan presidensial yang efektif. Oleh karena itu upaya menciptakan sistem pemilu dan kepartaian yang sederhana melalui pengaturan secara demokratik, efisien, dan efektif mutlak diperlukan.
23. Negara wajib memberikan perlindungan hukum atas Hak Kekayaan Intelektual termasuk keanekaragaman hayati dan kekayaan budaya, serta mendorong hasil penelitian dan inovasi oleh warga negara Indonesia untuk mendapatkan Hak Paten dengan prosedur yang mudah, cepat dan murah.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Tutup Kongres, Megawati Minta Kader Jadikan Tri Karsa PDIP Kekuatan Jiwa
Djarot: Ahok Tidak Mau Jabatan Apapun di PDIP
Hanya Megawati yang Tahu Nama Bakal Calon Menteri dari PDIP untuk Kabinet Jokowi
Naik Pangkat Jadi Ketua DPP PDIP, Ini Tugas Khusus untuk Risma
Megawati Kukuhkan Pengurus DPP PDIP 2019-2014
Puan Maharani Tanya Megawati: Saya Ditugasi Legislatif atau Eksekutif?