Ini syarat ketua umum Golkar versi ICW
Ketua umum mendatang harus bebas dari kasus hukum agar bisa menjadi panutan para kader.
Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) meluncurkan hasil survei tentang kriteria calon Ketua Umum Gokar dan sosok penyelamat Golkar ke depan. Dalam survei disebutkan empat poin syarat yang harus dipenuhi calon ketua umum Golkar yaitu berpengalaman lama di Golkar, pernah menjadi pengurus DPP Golkar, pernah menjadi pimpinan DPR dan pernah menjadi ketua fraksi Golkar di DPR.
Berbeda dengan hasil survei di atas, anggota Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menegaskan ada tiga hal yang harus dimiliki calon ketua Umum Golkar mendatang yaitu, pertama tidak punya beban hukum, seperti terlibat tindak pidana korupsi atau tindak pidana lainnya. Donal menjelaskan, alasan seorang ketua umum harus bersih dari kasus hukum dikarenakan ketua umum merupakan figur bagi para kadernya. Jika ketua umum terlibat hukum, bagaimana dia bisa mengkader anggotanya dengan baik untuk mencapai tujuan Golkar.
"Ini yang logis karena ini akan memimpin Golkar, tentu menjadi sandera bagi partai kalau ketua Golkar terpilih masih bergelut dengan persoalan hukum. Ini justru jadi beban baru Golkar ke depan karena bicara secara keseluruhan. Pimpinan baru harus clear and clean dulu," ulas Donal di acara peluncuran hasil survei calon ketua Umum Golkar di Resto Dua Nyonya, Cikini, Jakarta, Kamis (3/3).
Persyaratan kedua, lanjut dia, calon ketua umum Golkar harus selesai secara ekonomi. Dalam arti, calon tersebut harus mengesampingkan tujuan untuk menjadi ketua umum demi memperbaiki ekonomi secara pribadi atau sekelompok orang.
"Bukan berarti dia harus kaya tapi dia harus selesaikan dirinya agar tidak jadikan Golkar menjadi alat rente. Kalau tujuannya mau memperkaya diri dan lain itu sudah salah," tambah Donal.
Poin ketiga yaitu, calon ketua umum Golkar harus bisa mengubah partai Golkar menjadi partai modern yang mengikuti perubahan zaman. hal ini diungkapkan dengan alasan semakin hari, perubahan teknologi serta akselerasi politik semakin bergerak cepat. Jika tidak bisa mengarahkan partai menuju zaman modern, maka Golkar akan ketinggalan jauh dari partai lainnya.
"Karena tantangannya bukan hanya dihadapi Golkar, tapi semua partai. Golkar menjadi salah satu partai tertua di negeri ini jadi yang saya lihat dia harus bisa bangun partai modern dari sisi rekrutmen, kaderisasi," ujar dia.
"Sekarang nyaris tidak ada kader-kader Golkar jadi champion di daerah. Seperti di Bandung Ridwan Kamil bukan orang Golkar, Ganjar Pranowo bukan, Risma juga bukan," tuntasnya.