Jelang putusan sela, Idrus Marham yakin hakim jujur dan profesional
Kubu Ical yakin kembali menang di pengadilan negeri seperti di PTUN.
Pengadilan Negeri Jakarta Utara kembali menggelar sidang sengketa kepengurusan Partai Golkar. Agenda hari ini, hakim akan membacakan putusan sela terhadap dualisme kepengurusan antara kubu Golkar munas Bali dan kubu Golkar munas Ancol.
Sekjen Golkar kubu Munas Bali, Idrus Marham merasa yakin jika keputusan yang diambil oleh Hakim Ketua Lilik Mulyadi sesuai dengan norma-norma hukum yang berlaku. Dengan demikian, dia merasa Golkar kubu Aburizal Bakrie (Ical) akan menang hari ini.
"Karena keputusan pengadilan mengikat semua pihak, bukan hanya mengikat yang bersengketa. Maka itu harus sesuai dengan norma yang ada serta sesuai dengan norma undang-undang kita," kata Idrus di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Senin (1/6).
Idrus memaparkan, dari Golkar kubu Bali sampai saat ini masih konsisten dan percaya bahwa Indonesia negara hukum. Dia meminta segala kasus perkara yang terjadi ini baiknya diletakan hukum dengan norma kontrol yang ada.
"Saya harap Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly jangan mengambil langkah melanggar hukum seperti ini, kembalilah kepada jalan yang benar. Sebagai pejabat publik haruslah tampil ke depan menjadi contoh teladan, agar bagaimana publik harus menegakkan hukum yang ada," jelasnya.
Idrus memaparkan, semua yang ada dalam langkah politik haruslah bersifat sesuai hukum serta harus bisa terbuka untuk publik. Pasalnya apa yang dilakukan haruslah memberikan pencerahan kepada rakyat dan bangsa.
"Kami punya keyakinan karena dasarnya itu perbuatan melawan hukum. Masa iya sampai sejauh ini kita tidak yakin terhadap langkah yang diambil? Kami percaya pada Majelis Hakim mereka akan jujur dan profesional dalam keputusan ini," tutupnya.
Baca juga:
Bamsoet: Islah Golkar bagaikan bom waktu yang siap meledak
Bamsoet minta islah dibatalkan jika dilarang pakai kantor DPP Golkar
Meski islah, Agung Laksono tegaskan tetap kuasai kantor DPP Golkar
Agung Laksono: Kami yang berhak teken pencalonan kepala daerah
Perjalanan panjang kisruh Golkar hingga islah
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.
-
Kenapa Golkar belum memutuskan untuk mendukung Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Oleh sebab itu, Doli mengatakan alasan itu yang membuat Golkar belum memutuskan nasib Ridwan Kamil. Pengumuman baru akan dilakukan akhir Juli atau awal Agustus mendatang. “Kesepakatan antara Pak Airlangga dengan pimpinan partai politik lain kita tunggu sampai akhir Juli atau awal Agustus,” kata Doli.
-
Bagaimana Golkar memandang peluang Anies maju di Pilkada DKI? "Jadi, karena itu bagi kami prinsipnya siapapun ya punya hak untuk menjadi calon kepala daerah, tapi tentu dukungan partai politik ini menjadi sangat penting karena itu menjadi prasyarat yang harus dipastikan bahwa seseorang bisa mencalonkan diri karena ada dukungan dari partai politik," imbuh Ace.