JK kritik Golkar di bawah Airlangga cabut dukungan terhadap Emil, sebut tak kredibel
Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto resmi mencabut dukungan bagi pasangan Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien di Pilkada Jawa Barat 2018. Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien sempat mendapat dukungan dari Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto.
Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto resmi mencabut dukungan bagi pasangan Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien di Pilkada Jawa Barat 2018. Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien sempat mendapat dukungan dari Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto.
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan komentar pedas soal pencabutan dukungan tersebut. Menurutnya, langkah Golkar itu bisa berdampak pada kredibilitas partai.
"Kalau Golkar sudah keluarkan rekomendasi (lalu) suka mengubah, orang (nanti) tidak (menghormati keputusan Golkar). (Warga pasti berpikir) Eh nanti ubah lagi, jadi jangan selalu begitu. Itu nanti kredibelnya (negatif)," kata JK di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (19/12).
"Sama saja kalau tiap kali saya buat surat, besok ubah lagi. (Orang berpikir) Lama-lama surat wapres ubah lagi. Itu tidak kredibel namanya," imbh dia.
Oleh karena itu, JK berpesan kepada Golkar agar mempertimbangkan secara matang sebelum mengambil keputusan. Jika ingin mencabut dukungan, maka harus dengan alasan yang rasional dan baik.
"Ya selayaknya kalau mau dicabut (dukungan) harus dengan alasan yang betul-betul baik," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Sekjen Golkar Idrus Marham di Rapimnas Golkar, JCC, Jakarta, Senin (18/12) mengatakan alasan mendasar Golkar mencabut dukungan bagi Ridwan Kamil adalah karena persoalan konvensi dalam memilih calon wakilnya.
"Memang ada sebuah proses kemarin yang dilakukan karena tadinya itu DPP Golkar berpikir bahwa pasangan calon yang kita usulkan Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien itu adalah final dan karena itu tidak ada lagi proses politik lain. Ternyata menurut informasi yang ada dan setelah kita cek itu ada konvensi dilakukan dari beberapa partai yang ada bahkan ada nama baru yang masuk," kata Idrus.
Idrus juga mengatakan, keputusan pencabutan dukungan itu telah dibicarakan dengan seksama bersama ketua umum Golkar baru yakni Airlangga Hartarto. Setelah pertemuan itu kemudian diputuskan untuk mencabut dukungan.
"Kemarin setelah melakukan pertemuan khusus kemudian diambil keputusan itu," ujar dia.
Baca juga:
Ridwan Kamil batal umumkan Cawagubnya besok
Ridwan Kamil minta SK pencabutan dukungan Golkar yang asli, bukan fotokopi
JK kritik Golkar di bawah Airlangga cabut dukungan terhadap Emil, sebut tak kredibel
Irjen Anton Charliyan: Kapolri merestui saya maju Pilgub Jabar
Yakin maju Pilgub Jabar, Anton Charliyan sudah temui bupati & wali kota
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.