Survei: Jokowi-Mahfud MD vs Prabowo-AHY, Pilpres 2019 diprediksi sengit
Lembaga survei Roda Tiga Konsultan (RTK) merilis hasil capres-cawapres terkuat pada Pilpres 2019. Muncul nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai sosok yang layak menjadi cawapres.
Lembaga survei Roda Tiga Konsultan (RTK) merilis hasil capres-cawapres terkuat pada Pilpres 2019. Muncul nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai sosok yang layak menjadi cawapres.
"Dari pertanyaan tertutup cawapres Jokowi, nama AHY mendapat angka 15,9 %, Sri Mulyani 7,8 %, Mahfud MD 7,5 %, disusul Gatot Nurmantyo 7,1 %, undecided voters 44,4 %" kata Direktur Riset RTK, Rikola Fedri di Cafe Mandailing, Jakarta Selatan, Minggu (5/8).
-
Kenapa FAPTI melakukan survei pilpres? FAPTI memandang penting untuk melakukan survei, guna memberikan gambaran kepada alumni perguruan tinggi terkait pilihan dan jenis isu yang dianggap penting oleh masyarakat. “Sehingga, para alumni dapat lebih bisa berkontribusi dalam hajatan nasional lima tahunan yang penting ini,” pungkasnya.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada Jateng berdasarkan survei LSI? Survei LSI: Kaesang Unggul di Pilkada Jateng Berkat Pengaruh Presiden Jokowi Djayadi menegaskan, Pilkada Jawa Tengah masih sangat cair.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kapan survei SMRC untuk Pilgub Sulteng 2024 dilakukan? Jika Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Sulawesi Tengah diadakan ketika survei dilakukan (6-18 Mei 2024) dan yang maju ada tiga pasangan, yakni Ahmad M Ali - Abdul Karim Aljufri vs Anwar Hafid - Reny A Lamadjido vs Rusdy Mastura - Mohamad Irwan Lapatta.
Begitu pula untuk cawapres Prabowo Subianto, AHY masih mendapat kepercayaan masyarakat sebagai sosok yang pantas mendampingi mantan Danjen Kopassus tersebut.
"Pada pertanyaan tertutup nama AHY mendapatkan angka 34,1 %, disusul Anies Rasyid Baswedan 19,5 %, kemudian Gatot Nurmantyo 14,1 %, dan Ahmad Heryawan 2,9 %, undecided voters 25,4%," ucapnya.
Selain itu, berdasarkan tingkat kemungkinan mendukung pasangan capres dan cawapres, pasangan Jokowi-Mahfud MD (67,4 %) atau Jokowi-AHY (67,3 %) paling tinggi di antara pasangan Jokowi dengan nama alternatif cawapres lainnya. Sementara pasangan Prabowo-AHY (68,4 %) paling tinggi disusul Prabowo-Anies (66,4 %) di antara pasangan Prabowo dengan nama alternatif cawapres yang lainnya.
"Artinya, jika Jokowi memilih Mahfud MD sebagai cawapres dan Prabowo memilih AHY maka kemungkinan Pilpres 2019 akan berimbang," imbuh Rikola.
Kemudian, dari simulasi head to head, jika Jokowi belum berpasangan dengan beberapa nama, elektabilitasnya bisa melewati 50 %. Tetapi akan turun jika dipasangkan dengan alternatif cawapresnya.
"Sebaliknya, jika Prabowo sendirian belum dipasangkan dengan beberapa alternatif cawapres, dia tidak mampu menahan laju elektabilitas Jokowi menuju 50% + 1. Tetapi ketika berpasangan dengan AHY, elektabilitas Prabowo terangkat dan elektabilitas Jokowi turun dibawah 50%," paparnya.
Lebih lanjut, untuk awarness masyarakat terhadap isu ganti presiden sudah cukup tinggi yaitu 61,1%. Di mana 42,7% di antaranya menyatakan setuju dengan Gerakan Ganti Presiden, dan 43,4% tidak setuju Gerakan Ganti Presiden.
"Namun pemilih dengan usia 17-40 tahun lebih banyak yang menyatakan setuju ganti presiden," tandas Rikola.
Survei ini menggunakan metodologi stratified systemic random sampling dengan responden sebanyak 1.610. Margin of Error 2,5% dan Quality Control 20%. Survei dimulai sejak 23 Juli hingga 1 Agustus 2018.
Dalam rilis survei ini dihadiri Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan, Ketua DPP NasDem Willy Aditya, Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade, dan pengamat politik Robertus Robert.
(mdk/did)