Kader Minta Rekomendasi Untuk Gibran, PAC PDIP Banjarsari Solid Dukung Purnomo
Wakil Sekretaris PAC PDIP Banjarsari Solo, Heny Prihartoyo mengatakan, sikap yang dilakukan sejumlah orang yang mengatasnamakan kader PDIP tidak sah. Koordinator aksi yang juga Wakil Ketua I PAC PDIP Banjarsari, Ariyanto Rinto Suryono selama ini sudah tidak aktif di partai.
Pimpinan Anak Cabang PDIP Banjarsari Solo menegaskan, tetap solid mendukung dan mengusulkan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa pada Pilkada 2020. Namun keputusan akhir bakal calon wali kota tetap menunggu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Wakil Sekretaris PAC PDIP Banjarsari Solo, Heny Prihartoyo mengatakan, sikap yang dilakukan sejumlah orang yang mengatasnamakan kader PDIP tidak sah. Koordinator aksi yang juga Wakil Ketua I PAC PDIP Banjarsari, Ariyanto Rinto Suryono selama ini sudah tidak aktif di partai.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
Setelah pelantikan anak ranting, sejumlah rapat dan juga saat kegiatan sosial yang dilakukan PAC Banjarsari saat pandemi Covid-19. Ariyanto tidak pernah menampakkan batang hidungnya.
"Sampai saat ini PAC Banjarsari masih solid. Tetap mendukung, mengusulkan Purnomo-Teguh. Tetapi keputusan ibu Megawati, itu yang akan kita menangkan," tegas Heny saat dihubungi merdeka.com, Jumat (26/6) malam.
Menurutnya, apa yang dilakukan Ariyanto tersebut melanggar etika sebagai seorang kader dan pengurus partai. Apalagi saat pengusulan Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa, sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Solo, Ariyanto juga ikut tanda tangan.
"Intinya PAC Banjarsari, masih tetap berpegang teguh pada usulan awal Purnomo-Teguh. Tetapi apa yang diinstruksikan Ketua Umum DPP PDIP itu yang akan kita dukung," katanya.
Sebelumnya, sejumlah kader PDIP di Solo mendesak DPP partai untuk memberikan rekomendasi kepada Gibran Rakabuming Raka. Karena bagi mereka, saat ini hanya ada satu bakal calon Wali Kota Solo yang tersisa, setelah Achmad Purnomo mengundurkan diri.
"Kami menilai ada dinamika dan etika politik yang tidak sehat dalam pencalonan Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Solo," kata dia.
Ia menilai sikap politik dengan pengunduran diri Purnomo tersebut berarti dari hati nuraninya sudah tidak ada niat dan tidak bersedia dicalonkan. Seyogyanya, lanjut dia, DPC PDIP tidak memaksakan kehendaknya untuk tetap mencalonkan Achmad Purnomo sebagai bakal calon wali kota Solo.
"Kami mengusulkan kepada DPP PDI-P untuk merekomendasikan Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wali kota Solo pada Pilkada Serentak 2020," ujarnya.
Para kader tersebut juga mengusulkan DPP untuk menunjuk bakal calon wakil wali kota yang akan mendampingi Gibran. Yakni kader senior partai yang berkompeten, kredibel, responsif dan loyal serta berpengalaman dalam pemerintahan dan menguasai peta politik Kota Solo.
"Kami siap mengamankan dan memenangkan balon wali kota dan wakil wali kota Solo pada Pilkada Serentak yang direkomendasikan oleh DPP PDI-P," ungkapnya.
Ariyanto mengklaim para kader tersebut terdiri dari pengurus struktural PDIP, kader senior mantan pengurus DPC, pengurus departemen, pengurus anak cabang, pengurus ranting, pengurus anak ranting PDI-P dan mantan anggota Fraksi DPRD Solo.
"Surat penyataan sikap ini kami kirimkan ke DPC PDIP Solo, DPD PDIP Jawa Tengah dan DPP PDIP di Jakarta," tutupnya.
(mdk/fik)