Kehadiran Puti Guntur dan putrinya jadi perhatian masyarakat Mojokerto
Kehadiran di tengah kampanye sang ibu di bumi Mojopahit ini menjadi perhatian para masyarakat saat mengunjungi banyak tempat di Bumi Majapahit, Kabupaten Mojokerto pada Sabtu (26/5) kemarin.
Berparas cantik, murah senyum, gembira dan berwajah natural. Itulah gambaran sosok Rakyan Ratri Syandria Kameron. Gadis berparas cantik kelahiran 17 Agustus 1999 tersebut anak pertama dari pasangan Puti Guntur Soekarno dan Joy Kameron.
Kehadiran di tengah kampanye sang ibu di bumi Mojopahit ini menjadi perhatian para masyarakat saat mengunjungi banyak tempat di Bumi Majapahit, Kabupaten Mojokerto pada Sabtu (26/5) kemarin.
-
Bagaimana Lettu Soejitno gugur? Soejitno mengambil senapan mesin Lewis yang dibawa Harjono dan menembakkannya ke arah musuh di seberang. Nahas, tanpa sepengetahuannya ternyata di wilayah selatan, yakni di Glendeng, Belanda telah memperkuat pertahanan dan mengamankan proses pemasangan jembatan. Soejitno dilempari sebutir granat yang kemudian meledak di dekatnya. Tak hanya itu, mengutip Instagram @tuban_bercerita, peluru juga mengenai badan Soejitno. Ia pun gugur di lokasi perlawanan.
-
Gaya apa yang diusung Gista Putri dalam foto yang diunggahnya? Belum lama ini, Gista Putri memposting foto dirinya dengan gaya santai, lengkap dengan kacamata hitam.
-
Kapan Gapura Sekar Putih dibangun? Namun, ide ini baru terealisasi setelah penetapan gemeente Mojokerto pada 1911.
-
Siapa yang dikabarkan putus dari Wulan Guritno? Hubungan asmara Wulan Guritno dan Sabda Ahessa dikabarkan kandas, terlihat dari dihapusnya foto kebersamaan di Instagram mereka.
-
Apa yang dilakukan Putri Isnari saat acara ngunduh mantu? Dalam cerita Instagram sang make up artist @adib.satria.negara, terlihat Putri sedang dipersiapkan untuk hari istimewa bersama Azis. Bertema Bollywood Putri benar-benar menakjubkan, kecantikannya tak tertandingi, dan aura sebagai pengantin begitu bersinar.
-
Siapa suami Putri Isnari? Putri Isnari telah sah menjadi istri Abdul Azis.
Gadis lebih suka dipanggil Syandria menemani sang ibu Puti Guntur Soekarno keliling ke tempat situs-situs bersejarah. Seperti Petilasan Tribuana Tunggadewi di Desa Klinterejo, Kecamatan Suko.
Lalu ke Petilasan Hayam Wuruk, dan ke Monumen Budha Tidur, serta Tambak Segaran. Setelah itu, langsung menuju Pendopo Agung Trowulan untuk menemui puluhan seniman yang setia menanti kedatangan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Timur nomor urut 2 ini.
"Saya yakin anak-anak muda di Jawa Timur tidak akan bosan kalau berwisata sambil belajar ilmu sejarah di bumi majapahit, Mojokerto ini," kata Syandria kepada merdeka.com.
Kedatangannya pun langsung membuat ratusan seniman lukis, musisi, sastrawan, pelestari seni tradisi dan juga warga sekitar terbelalak melihat pesona Syandria.
"Oh ini ya anaknya Mbak Puti. Cantik banget, Indonesia banget," celetuk seniman muda asal Mojokerto usai berjabat tangan dengan Syandria.
Mbak Puti dan Syandria langsung menuju ke tengah pendopo yang sudah disiapkan kanvas oleh Relawan Bakti Puti Jawa Timur selaku panitia 'Gelar Ragam Ekspresi Seni' untuk duet melukis.
Ketika Mbak Puti mengambil kuas dan menggoreskannya ke kanvas, sontak para seniman muda hingga tua juga turut mulai melukis.
"Ayo bapak-bapak, ibu-ibu dan adik-adik kita sama-sama melukis," ajak Mbak Puti.
Dengan cekatan, Syandria pun tampak faham sketch yang telah dibuat ibunya ini. Warna-warna yang identik dengan senja pun digoreskan untuk pewarnaan yang menggambarkan sebuah gunung dan hamparan sawah nan luas.
"Lanjutkan nak," kata Mbak Puti kepada Syandria.
Ya, Syandria mengaku baru kali pertamanya menemani ibunya di Jawa Timur dalam menyapa warga. Ia sangat terkesan wisata-wisata bersejarah yang ada di Jawa Timur. Seperti saat mengunjungi Monumen Budha Tidur, Syandria tampak kagum.
"Jadi, masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Timur tidak perlu bepergian jauh ke Thailand untuk melihat langsung monumen Budha Tidur. Di sini (Mojokerto, red) sudah ada loh. Apalagi patung Budha Tidur ini juga masuk terbesar ketiga di dunia," terangnya.
Apalagi, Syandria yang kini kuliah di Universitas Indonesia (UI) semester 2 jurusan Antropologi ini dinilai sangat cocok dengan apa yang telah dipelajarinya saat datang ke Bumi Majapahit.
"Dari sisi ilmu yang saya dapat jurusan antropologi, ini sangat cocok tentang kebudayaan-kebudayaan disini seperti apa," jelasnya.
Meski demikian, jiwa seni Puti Guntur telah mengalir dalam benak Syandria. Hal inilah yang membuatnya sangat getol belajar akan nilai-nilai seni dan budaya yang ada di Indonesia.
Kepedulian Puti Guntur dalam memperhatikan budaya, seni dan pariwisata di Jawa Timur juga didukungnya. Pasalnya, menurut Syandria, bangsa Indonesia bisa besar karena tidak pernah meninggalkan sejarah.
"Dukungan dari saya, bantu doa karena aku dengan adik aku juga sudah terbiasa saat mamah di DPR, jadi terbiasa, toh ini buat Indonesia untuk lebih baik. Tapi, komunikasi dengan mama setiap hari terus terjalin," pungkas Syandria yang masa kecilnya bercita-cita ingin menjadi Arkeolog ini.
Sementara, Puti Guntur menyatakan bahwa kunjungannya ke situs-situs di Trowulan ini adalah dalam rangka napak tilas jelang hari lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni nanti.
"Ini adalah untuk menarik benang merah kesejerahaan, bagiamana pun juga penyatuan Nusantara ini tidak bisa lepas dari benang merah kesejarahan pada masa Majapahit," kata Mbak Puti.
Mbak Puti juga mengatakan bahwa simbol-simbol yang dimiliki bangsa Indonesia saat ini juga berawal dari kejayaan Kerajaan Majapahit. Mulai dari slogan Bhineka tunggal Ika, Bendera merah putih, dan juga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
"Bung Karno mengatakan jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, adanya Indonesia ini merupakan satu perjuangan dalam sejarah yang dibuktikan era Majapahit," katanya.
Mbak Puti juga ingat kata Bung Karno yang selalu mengatakan bahwa Pancasila digali dari bumi Indonesia oleh Bung Karno. "Dan ini juga sudah ada sejak jaman Majapahit di dalam negara kertagama," ucapnya.
"Kebetulan kuliah anak saya di bidang antropologi, dan saya ingin memperlihatkan bagaimana kejayaan masa Majapahit yang digali lagi oleh Bung Karno menjadi NKRI ini," pungkasnya.
(mdk/hhw)