Ketika Anies dan PDIP Satu Suara Berharap Jokowi Netral di Pilpres 2024
Masuknya Gibran dalam gelanggang Pilpres 2024 menjadi perhatian banyak pihak.
Masuknya Gibran dalam gelanggang Pilpres 2024 menjadi perhatian banyak pihak.
Ketika Anies dan PDIP Satu Suara Berharap Jokowi Netral di Pilpres 2024
Masuknya putra pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dalam gelanggang Pemilihan Presiden 2024 menjadi perhatian banyak pihak. Restu yang diberikan oleh Jokowi, berbuah permintaan agar sang kepala negara netral, tidak memihak apalagi menggelarkan 'karpet merah' bagi Gibran yang berpasangan dengan Prabowo.
Permintaan itu datang dari bakal calon presiden Anies Baswedan. Di berbagai kesempatan, Anies menyinggung soal netralitas Jokowi di Pilpres 2024. Terbaru adalah ketika dia selesai menghadiri undangan jamuan makan siang dari Jokowi di Istana, Senin (30/10).
- Jawaban Puan Ditanya Hubungan dengan Jokowi usai Gibran jadi Cawapres Prabowo: Siapa yang Panas?
- Satu per Satu PDIP Bongkar Hubungan Rahasianya dengan Jokowi
- Anies Diajak Makan Siang Jokowi di Istana, Cak Imin Harap Jadi Komitmen Presiden Netral di 2024
- Begini Jawaban Jokowi soal Gibran Berpeluang Maju Pilpres Usai Putusan MK
Dia menuturkan bahwa dalam perjumpaan dengan publik, salah satu hal yang mereka titipkan adalah berharap Jokowi tidak berpihak kepada salah satu pasangan calon (paslon).
"Mereka yang sayang ini menitipkan pesan untuk presiden bisa menjaga netralitas, dan menegaskan kepada seluruh aparat untuk menjaga netralitas di dalam Pilpres," kata Anies kepada wartawan di Istana Merdeka, Senin (30/10).
Bagi Anies, persoalan netralitas menjadi penting agar Pemilu berjalan dengan aman dan damai.
"Kami melihat itu adalah pesan penting yang bisa membuat Pemilu kita besok berjalan dengan aman, damai, karena seluruh unsur penyelenggara menunjukkan sikap yang netral dan profesional," sambut Anies.
Senada dengan Anies, PDIP juga berharap Jokowi dapat bersikap netral dalam Pilpres 2024. Hal ini diungkapkan oleh politikus PDIP Aria Bima.
"Kami (PDIP) ingin menyambut peristiwa yang baru berlangsung yakni di mana capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo bicara keinginan agar Jokowi sebagai presiden bersikap netral," kata Aria Bima saat diskusi media bertajuk Nasib Demokrasi Indonesia ke Depan di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Senin (30/10).
Menurut Aria Bima, netralitas yang diucapkan Jokowi juga diharapkan oleh Ganjar dan Anies supaya pesta rakyat bisa berlangsung sesuai keinginan rakyat dan aparat negara tetap dalam posisi netral. Tidak ada kandidat yang dianaktirikan.
"Aparat jangan ikut memengaruhi atau menekan masyarakat untuk diarahkan untuk memilih salah satu kandidat. Sebab kalau itu dilakukan maka akan terjadi kemunduran demokrasi," ujar Aria Bima.
Aria Bima masih percaya bahwa Jokowi bukan hanya seorang bapak yang baik tapi juga kepala negara dan presiden yang baik. Sehingga, Jokowi akan menempatkan semua aparat, KPU dan Plt kepala daerah dalam posisi netral.
"Kami tidak ingin toxic orde baru (orba) masuk dalam lingkaran orba. Kami akan ikut awasi. Kami tetap berharap Jokowi seorang yang baik. Kami tidak ingin Jokowi di akhir periode kedua ini jadi dapat citra buruk akibat toxic relationship orba," ucap dia.
Terpsisah, Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana menjelaskan Jokowi dan tiga bakal calon presiden (bacapres) sepakat Pemilu 2024 harus sehat, sejuk dan damai.
"Presiden memiliki pandangan dan harapan yang sama dengan para Bacapres agar terwujud pemilu yang sehat, sejuk, dan damai sesuai prinsip-prinsip demokrasi," jelas Ari kepada wartawan, Selasa (31/10).