Ketimbang Bamsoet, Airlangga Dianggap Lebih Loyal pada Jokowi
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dianggap sukses mengendalikan partai di tengah turbulensi usai era Setya Novanto. Hasil Pemilu 2019, yang membawa Golkar berada di peringkat kedua kursi DPR RI dianggap jadi salah satu hasil kerja Airlangga pimpin partai beringin.
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dianggap sukses mengendalikan partai di tengah turbulensi usai era Setya Novanto. Hasil Pemilu 2019, yang membawa Golkar berada di peringkat kedua kursi DPR RI dianggap jadi salah satu hasil kerja Airlangga pimpin partai beringin.
"Karena kita tahu, sebelum Airlangga menjabat memang sangat mencekam. Yang pada akhirnya membuat Golkar keteteran untuk itu," kata Pengamat politik dari Universitas Bung Karno, Cecep Handoko kepada wartawan, Selasa (6/8).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kenapa banyak Ketua DPD Golkar ingin Airlangga Hartarto kembali memimpin secara aklamasi? "Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH," jelasnya. Dia menambahkan, tidak mudah untuk Golkar meraup suara maksimal di Pemilu karena tidak ada kader yang bertarung di Pilpres 2024.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
Meski hanya dua tahun memimpin sebelum Pemilu 2019, Airlangga dianggap mampu membuat Golkar kembali stabil dari terpaan badai. Bahkan Riak politik internal disebut tidak ada selama Airlangga memimpin.
Sementara terkait dengan Munas Golkar ini, Cecep melihat ada dua kekuatan pemerintah yang membela masing-masing kandidat. Hanya saja pemerintah sendiri bisa dilihat lebih condong ke salah satu kandidat.
"Baik Airlangga maupun Bambang Soesatyo keduanya sama-sama didukung. Hanya saja kita melihat siapa yang lebih punya peluang. Kita lihat sejak Airlangga selalu all out ke pemerintah, membantu presiden," kata dia.
Sementara Bamsoet, dia melihat memiliki kekuasaan di parlemen. Tapi relatif tidak ada terobosan.
"Airlangga lebih berpeluang, apalagi Airlangga lebih lebih loyal (ke Jokowi)," kata dia.
Untuk itu, saran dia, Golkar jangan terlalu lama dengan polemik yang terjadi menjelang Munas Golkar. Sebaiknya ini segera disudahi. Karena ada sejumlah agenda besar yang bakal dihadapi.
"Saya yakin polemik di internal, tidak akan panjang, karena mereka akan menghadapi agenda-agenda besar, Airlangga lebih berpeluang," kata dia.
Baca juga:
Ridwan Hisjam: Ketum Golkar Berhak Buat Apa Saja, Termasuk Majelis Etik
Majelis Etik Golkar Dinilai Instrumen 'Abuse of Power'
'Majelis Etik Golkar Justru Tidak Etik'
Darul Siska: Majelis Etik Golkar Tak Diatur AD/ART
Besok, Majelis Etik Golkar Panggil Darul Siska yang Kritik Akbar Tanjung
Senior Golkar: Belum Waktunya Akbar Tanjung & Agung Laksono Galang Dukungan
Pengurus DPD Golkar Jateng dan DIY Deklarasikan Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar